اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang
Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan menjelaskan Pengertian Moral. Sebelum
masuk ke Materi marilah kita membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu
billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ “Bismillahirraahmanirrahiim”
Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Kata
Moral Konon diambil dari bahasa Latin Mos yang
berarti Kebiasaan, Adat. Sementara Moralitas secara lughowi
juga berasal dari kata Mos bahasa Latin (jamak, mores) yang
berarti kebiasaan, adat istiadat. Kata ’berMoral’ mengacu pada bagaimana suatu
masyarakat yang berbudaya berperilaku, dan kata Moralitas juga merupakan kata
sifat latin. Moralis mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan Moral hanya
ada nada lebih abstrak. Kata Moral dan Moralitas memiliki
arti yang sama, maka dalam pengertian disini lebih di tekankan pada penggunaan
Moralitas, karena sifatnya yang abstrak. Moralitas adalah sifat Moral atau
keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk (K.Berten, 2007: 7).
Senada
dengan pengertian tersebut, W. Poespoprodjo mendefinisikan
Moralitas sebagai ”kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa
perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk”. Moralitas mencakup tentang
baik buruknya perbuatan manusia (W.Poespoprojo,
1998: 18). Baron, dkk mengatakan, sebagaimana dikutip oleh Asri
Budiningsih, bahwa Moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan larangan
dantindakan yang membicarakan salah atau benar (Asri Budinningsih,2004: 24).
Moralitas
seringkali dipahami sebagai suatu sikap Moral atau keseluruhan asas dan nilai
yang berkenaan dengan baik dan buruk (K.Berten,
2007: 7). Pengertian tentang baik dan buruk merupakan sesuatu yang umum,
yang terdapat dimana-mana. Dengan kata lain, Moralitas merupakan suatu fenomena
manusiawi yang Universal (K.Berten,
2007: 12). Keharusan Moral didasarkan pada kenyataan bahwa manusia mengatur
tingkah lakunya menurut kaidah-kaidah ataunorma-norma (K.Berten, 2007: 14).
Moral
adalah suatu aturan atau tata cara hidup yang bersifat normatif yang sudah ikut
serta bersama kita seiring dengan umur yang kita jalani (Amin Abdulah: 167), sehingga titik tekan ”Moral” adalah
aturan-aturan normatif yang perlu ditanamkan dan dilestarikan secarasengaja
baik oleh keluarga, lembaga pendidikan, lembaga pengajian atau
komunitas-komunitas yang bersinggungan dengan masyarakat. Immanuel Kant,
seorang pemuka madzab filsafat baru, yang disebut Filsafat Kritis (Critical Philosophy),
karena karyanya ini memberikan Kant reputasi internasional,
mengatakan bahwa Moralitas adalah hal keyakinan dan sikap batin dan bukan hal
sekedar penyesuaian dengan aturan dari luar, entah itu aturan hukum
negara,agama atau adat-istiadat (Frans
Magnis-Suseno,1992).
Menurut Kant,
Moralitas meliputi melaksanakan panggilan kewajiban, dan tidak ada kewajiban
Moral yang tidak sanggup dikerjakan. Tetapi demikian dengan perasaan dan
simpati bisa datang dan pergi terlepas darikehendak manusia, dan ia tidak dapat
disatukan dengan peraturan (H
BActon, 2003: 22) Seseorang dapat mengandalkan tatanan normatif itu.
Seseorang boleh “ikut-ikutan” dengan pandangan serta tatanan Moral masyarakat.
Akan tetapi hanya tidak berseberangan dengan suara hatinya. Apabila kesadaran
Moral subjek meragukan tatanan Moral sosial itu, maka seseorang tersebut harus
secara otonom mencari apa yang sebenarnya menjadi kewajibannya, seseorang tidak
boleh mengikuti apa yang diharapkan oleh lingkungannya (Fran Magnis Suseno, 1992).
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, menjelaskan bahwa Moralitas adalah sopan santun,
segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau adat sopan santun. Namun
dalam Ensiklopedi Indonesia, dijelaskan bahwa Moralitas memiliki makna:
1.
Pola-pola
kaidah tingkah-laku, budi bahasa yang dipandang baik dan luhur. Dalam suatu
lingkungan atau masyarakat tertentu. Secara terperinci dapat dibedakan dalam
a.
Asas
atau sifat Moral, kebajikan,
b.
System
atau ilmu pengetahuan tentang Moral;
c.
Ajaran,
makna atau kesimpulan tentang Moral;
d.
Peri
keadaan yang sesuai dengan nilaidan azas akhlak yang baik.
2.
Drama:
Bentuk Drama yang berkembang di Eropa dalam abad pertengahan, kira-kira abad ke
14-16, dimaksud untuk menunjukkan kepada penonton tentang perjuangan abadi
antara baik dan buruk dalam jiwa manusia. Tokoh-tokoh lakon merupakan
personifikasi kebajikan dan kejahatan. Drama Moralitas tumbuh terlepas dari
drama misteri keagamaan, dan merupakan langkah penting dalam penduniawian drama
(KamusBahasa Indonesia 1990: 2288-2289).
Moral
yang diartikan juga sebagai akhlak adalah indikasi seseorang yang paling
sempurna imannya yaitu yang paling baik akhlaknya. Yang lemah lembut dan
tidak pernah menyakiti orang. Seorang manusia tidak akan mencapai hakikat
iman sebelum ia mencintai orang lain, seperti ia mencintai dirinya
Demikian Artikel tentang Pengertian Moral dan Moralitas, kita
akhiri dengan mebaca Hamdallah : اَ الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil
’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert