اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang
Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan menjelaskan mengenai Reaksi yang Terjadi Dalam
Air (Reaksi Hidrolisis & Mekanismenya). Sebelum masuk
ke Materi marilah kita membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu
billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ “Bismillahirraahmanirrahiim”
Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Reaksi Hidrolisis
Reaksi
hidrolisis adalah pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan
menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa
maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya.
Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa
kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi,
sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa
penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian
garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi
dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis
yang berarti peruraian).
Hidrolisis
adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O)
menjadi kation hidrogen (H+)
dan anion hidroksida (OH−) melalui suatu proses kimia. Proses
ini biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu, terutama yang
dibuat melalui polimerisasi tumbuh bertahap (step-growth
polimerization). Hidrolosis berbeda dengan hidrasi. Pada hidrasi, molekul
tidak terpecah menjadi dua senyawa baru.
Hidrolisis
merupakan reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam dengan
air. Pada penguraian garam ini, dapat terjadi beberapa kemungkinan, yaitu:
1.
Ion garam
bereaksi dengan air menghasilkan ion H
2.
Ion garam
bereaksi dengan air menghasilkan ion H+, sehingga menyebabkan [H+] dalaMm air
bertambah dan akibatnya [H+] > [OH-], maka larutan bersifat asam.
3.
Ion garam
tersebut tidak bereaksi dengan air, sehingga [H+] dalam air akan tetap sama
dengan [OH-], maka air akan tetap netral (pH = 7).
Ion garam
dianggap bereaksi dengan air, bila ion tersebut dalam reaksinya menghasilkan
asam lemah atau basa lemah, sebab bila menghasilkan asam atau basa kuat maka
hasil reaksinya akan segera terionisasi sempurna dan kembali menjadi
ion-ionnya. Jika ditinjau dari asam dan basa pembentuknya ada empat jenis garam
yang dikenal, yaitu;
1.
Garam yang
terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat
2.
Garam yang
terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah
3.
Garam yang
terbentuk dari asam lemah dengan basa lemah
4.
Garam yang
terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat
Keterangan:
1.
Garam dari
Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan
basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari
elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral,
pH larutan ini sama dengan 7.
2.
Garam dari
Asam Kuat dengan Basa Lemah
Garam yang
terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian
(parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami
hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH
3.
Garam dari
Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang
terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam
air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam
ini bersifat basa (pH > 7).
4.
Garam dari
Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah
dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna)
dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan
garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari
perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Mekanisme Reaksi Hidrolisis
Reaksi
Hidrolisis terjadi ketika suatu asam bertemu dengan basa yang akan menghasilkan
garam dan air yang merubah pH dari campuran tersebut. Dalam reaksi hidrolisis,
terjadi penarikan H+ dan OH- dari senyawa asam dan basa. H+ dan OH- berikatan
menjadi air. Sedangkan pembentuk senyawa asam dan basa yang lain bersatu
membentuk dari garam campuran asam basa tersebut. Garam tersebut dapat bersifat
asam atau basa atau netral tergantung dari sifat – sifat para campurannya
apakan asam kuat, asam lemah, basa kuat, basa lemah.
Contohnya
Ketengikan disebabkan oleh adanya perubahan yang terjadi dari reaksi dengan
oksigen di udara-sehingga disebut ketengikan oksidatif. Off flavour dihasilkan
oleh reaksi hidrolisis yang dikatalis oleh enzim-sehingga disebut ketengikan
hidrolisis. Reaksi hidrolisis dan efek absorpsi dapat dikurangi dengan
penyimpanan dingin, transportasi yang baik, pengemasan yang hati-hati dan
sterilisasi sementara ketengikan oksidatif tidak dapat dikurangi dengan
merendahkan temperatur ruang penyimpanan.
Pada reaksi
hidrolisis akan dihasilkan gliserida dan asam lemak bebas dengan rantai pendek
(C4 - C12). Akibat yang ditimbulkan dari reaksi ini adalah terjadinya perubahan
bau dan rasa dari minyak atau lemak, yaitu timbulnya rasa tengik (Djatmiko dan
Pandjiwidjaja, 1984). Ketengikan oksidasi yang umum dijumpai yaitu reaksi
oksidasi pada ikatan rangkap dari asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak
jenuh mempunyai ikatan rangkap yang mempengaruhi reaksi ini menyebabkan lemak
menjadi keras dan kental. Peroksida merupakan hasil antara yang biasanya
dipakai sebagai ukuran tingkat ketengikan (Kaced, et al., 1984). Ketengikan
oksidatif merupakan reaksi autocatalytic dimana laju reaksi meningkat sejalan
dengan meningkatnya waktu penyimpanan. Hal ini disebabkan karena adanya hasil
oksidasi awal yang dapat mempercepat reaksi oksidasi selanjutnya, dan reaksi
ini dikenal sebagai reaksi berantai (Schultz, et.al., 1962).
Ketengikan
hirdrolisis disebabkan oleh hidrolisis trigliserida, adanya uap air dan
pembebasan asam lemak bebas. Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan
diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis
mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat
sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.
Kerusakan
lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses
ketengikan. Hal ini disebabkan oleh proses otooksidasi radikal asam lemak tidak
jenuh dalam minyak. Otooksidasi dimulai dengan pembentukan faktor-faktor yang
dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida lemak atau
hidroperoksida, logam-logam berat, dan enzim- enzim lipoksidase.
Oksidasi
dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan lemak atau
minyak . terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada
lemak atau minyak. Reaksi oksidasi lemak akan berlangsung dalam tiga tahap.
Pada tahap permulaan terjadi reaksi pembentukan radikal lemak bebas dan
pemisahan hidrogen dari lemak yang tidak jenuh.\
Demikian Artikel mengenai Reaksi yang Terjadi
Dalam Air (Reaksi Hidrolisis & Mekanismenya), kita akhiri dengan
mebaca Hamdallah : اَ الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil
’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert