MASIGNASUKAv102
6998101287389560820

Motivasi dan Pengembangan Diri

Motivasi dan Pengembangan Diri
Add Comments
8/23/2019


Motivasi

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya Rabbal'alamin” ...

Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.

Pada Artikel ini kami akan menjelaskan sedikit tentang Motivasi dan Pengembangan diri. Sebelum masuk ke Materi marilah kita membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ “Bismillahirraahmanirrahiim” Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya Rabbal'alamin” ...

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi bukanlah sesuatu yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan karena adanya sesuatu perilaku yang tampak. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut, kekuatan pendororong inilah yang disebut motivasi, rasa lapar, kebutuhan untuk merasa aman, dan kebutuhan terhadap prestasi merupakan beberapa contoh tentang motivasi. Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internalnya.

Motivasi adalah proses yang menjelaskan Intensitas, Arah dan Ketekunan seorang Individu untuk mencapai Tujuannya. Tiga Elemen Utama dalam definisi ini diantaranya adalah Intensitas, Arah dan Ketekunan.

Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan teori Y Douglas McGregor maupun teori Motivasi Kontemporer, arti motivasi adalah 'alasan' yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan “Semangat”, seperti contoh dalam percakapan "Saya Ingin Anak Saya Memiliki Motivasi yang Tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.

Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.

Para psikolog menyetujui bahwa motivasi dapat dikelompokkan di dalam dua kelompok, yaitu:
1.        Motivasi Fisiologi, yang merupakan Motivasi Ilmiah (Biologis) : seperti lapar.
2.        Motivasi Psikologis, yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar, yaitu:
a.    Motivasi Kasih Sayang (Affectional Motivation): untuk menciptakan dan memelihara kehangatan, keharmonisan dan kepuasan Batiniah (Emosional) dalam berhubungan dengan orang lain.
b.    Motivasi Mempertahankan Diri (Ego-Defensive Motivation): motivasi untuk melindungi kepribadian, menghindari luka fisik dan psikologis, menghindari untuk tidak ditertawakan dan kehilangan muka, mempertahankan prestise, dan mendapatkan kebanggaan diri.
c.     Motivasi Memperkuat dan Diri (Ego-Bolstering Motivation): motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikkan prestasi dan mendapat pengakuan orang lain, memuaskan diri dengan penguasanya terhadap orang lain.

Country Setiawan (1993) mengemukakan bahwa manusia hidup dalam dua kutub eksisitensi, yaitu kutub eksisitensi individual dan kutub eksistensi sosial, dimana keduanya amat terjalin dan menjadi suatu hal yang tak terpisahkan dalam diri manusia (Individualisasi dan Sosialisasi). Pada suatu pihak ia berhak mengemukakan dirinya (Kutub Eksistensi Inividual), ingin dihargai dan diakui tetapi pada pihak lain ia harus mampu menyesuaikan diri pada ketentuan-ketentuan yang berlaku didalam masyarakat, didalam lingkungan sosialnya (Kutub Eksistensi Sosial). Bila kedua kutub ini ada keseimbangan, maka ia akan mencapai suatu kondisi mental sehat. Tetapi bukan semata-mata keseimbangan inilah yang merupakan makna hidup. Pada umumnya manusia teraspirasi dan dalam mewujudkan aspirasi itu ada suatu jarak yang ditempuh oleh setiap orang, yaitu jarak antara potensi yang dimilikinya dan apa yang ingin dicapainya, jarakantara potensi yang dimilikinya dan apa yang dicapainya, jarak antara mengenal diri sebagaimana ia adanya (Konsep Diri), prestasinya dan sebagaimana ia ingin menjadi.

Apa yang ingin dicapai dan sebagaimana ia ingin menjadi merupakan suatu tantangan dan boleh dikatakan amat sulit dicapai dan itupun memerlukan upaya yang amat keras. Tampaknya ada semacam pergeseran yang semakin menjauh mengenai apa yang ingin kita capai. Produk teknologi yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas mengisyaratkan bagi generasi muda untuk secara sadar menjadi “Melek Karir Melek Teknologi”, yang merupakan kemampuan substansial bagi diri pribadinya serta keharusannya untuk meguasai masa depan. Berdasarkan penjelasan ini dapatlah kiranya dipahami betapa lebarnya antara potensi diri dengan apa yang dicita-citakan untuk mewujudkan kemandirian dalam tahun-tahun mendatang yang penuh tantangan dan dinamikanya. 

Dapat dikatakan bahwa manusia yang mampu mewujudkan cita-citanya, dan keinginannya, mampu mengaktualisasikan dirinya dikemudian hari didalam masyarakat yang dilanda arus informasi dan teknologi, adalah manusia generasi muda yang mempunyai kemampuan untuk “Menguasai Masa Depannya”. Kemampuan menguasai masa depan berarti manusia generasi muda mau dan berupaya mengembangkan potensi pribadi secara keseluruhan, memiliki daya ramal yang imajinatif kreatif memiliki motivasi yang kuat, memiliki kepercayaan diri, memiliki disiplin diri yang kuat, tidak takut dan khawatir menghadapi tantangan dan masa depan, memiliki mental sehat, tangguh dalam menghadapi tantangan, mampu menyesuaikan diri, mampu mengantisipasi perkembangan karir serta siap mengembangkan diri.


Demikian Artikel mengenai Motivasi dan Pengembangan Diri, kita akhiri dengan mebaca Hamdallah : اَ الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil ’Alamin”.