MASIGNASUKAv102
6998101287389560820

Klasifikasi Sensor Pada Mud Logging System

Klasifikasi Sensor Pada Mud Logging System
Add Comments
9/29/2019


Mud Logging Unit Role

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya Rabbal'alamin” ...

Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.

Pada Artikel ini kami akan menjelaskan tentang Klasifikasi Sensor pada Mud Logging System. Sebelum masuk ke Materi marilah kita membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ “Bismillahirraahmanirrahiim” Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya Rabbal'alamin” ...

Didalam mud logging system ada beberapa  klasifikasi sensor, bisa  pengukuran, Output rate dan prinsif operasinya. Berdasarkan Prinsip kerjanya sensor dapat dibagi:

ANALOG SENSOR
1.        Shut In Casing Pressure (SICP)
Untuk mengetahui tekanan pada casing, bila annular lubang bor ditutup, dideteksi dengan sensor Tranducer jenis output 4 – 20mA, dimonitor didalam kabin melalui monitor, recorder dan DPM. Data ini digunakan terutama untuk menghitung Mud Weight kill well bila terjadi gas kick/blow out.

2.        Pit volume totalizer (PVT)
Untuk mengetahui banyaknya lumpur dipermukaan (dalam tangki, baik tangki aktif maupun trip tank), diukur dengan jenis sensor out put tegangan 0-5 volt dan dimonitor di dalam kabin melalui monitor, recorder (grafik), DPM (digital) dan dilengkapi dengan alarm yang dapat diset untuk batas atas dan batas bawahnya.

Pada waktu ada sirkulasi dari PVT ini bisa diketahui adanya pertambahan/pengurangan lumpur (pertambahan, mungkin karena volume lumpur bertambah atau adanya influx dari formasi ke lubang sumur, pengurangan bisa terjadi karena hilangnya lumpur di permukaan, misal hilang di solids control atau hilang ke formasi). Pada waktu trip (tidak ada sirkulasi), dari perubahan trip tank bisa diperkirakan adanya fill up, influx atau hilang lumpur ke formasi.

3.        Pump Strokes (SPM)
Untuk mengetahui jumlah stroke per menit dari pompa lumpur, yang dideteksi dengan sensor jenis output pulsa (on/off), dimonitor dari kabin melalui monitor, recorder, DPM dan stroke counter (total jumlah stroke). Data ini biasanya berdampingan dengan data stand pipe pressure, mud flow out dan pit volume total, karena keempatnya mempunyai hubungan yang sangat erat dalam menganalisa kelainan/penyimpangan dari operasi pemboran yang normal (adanya gejala problem pemboran). Sedangkan jumlah stroke counter digunakan untuk menentukan lag time pengambilan sampel serbuk bor.

4.        Mud Density Sensor
Sensor ini ada dua buah terpasang di possum belly untuk MW out dan di pit aktif untuk MW in. cara kerja sensor ini berdasarkan pengaruh lumpur terhadap membrane yang terpasang disensor dan diproses kedalam bentuk satuan arus listrik(mA). Adapun parameter yang dihasilkan yaitu: MW out dan in.

5.        Temperatur Sensor
Sensor ini ada dua terpasang di possum belly temp out dan pit aktif untuk temp in. cara kerjanya berdasarkan pengaruh temp lumpur terhadap sensor yang terpasang dan di proses dlam bentuk satuan arus listik (mA).parameter yang dihasilkan yaitu temp out dan in.

6.        Gas Trap (Degasser)
Degasser dipasang di possum belly. Prinsip kerjanya ini pada dasarnya mengaduk lumpur dengan agitator agar gas dalam lumpur keluar dan dihisap oleh vacuum pump untuk dianalisa oleh total gas Analyserchomatograph maupun co2 detector.

7.        Hook Load Sensor
Sensor hook load dipasang di pancake atau menggunakan fasalitas pada rig hook load sensor dengan menambah T pada high pressure hose. Prinsip kerjanya sensor sama dengan pressure Tranducer, yang mendapat tekanan saat saat drilling line mendapat beban dan takanan akan ditransfer engineering interface. Parameter yang dihasilkan hook load, slip status, WOB, Bit Depth dan depth.

8.        Torque Sensor
Sensor berupa press Tranducer 5000 psi dipasang di Drilling console atau di “T” connector torque Top Drive, Prinsip kerja sensor dengan pressure Tranducer yang mendapat tekanan saat pipa di putar. Tekana tersebut akan ditransfer ke Engineering Interface sebagai arus listrik (0 – 24 mA). Parameter yang dihasilkan adalah torque.

9.        Sensor Flow In
Sensor flow out dipasang di flow line. Prinsip kerja dengan menggunakan potensiometer, potensiometer tersambung dengan pedal, pedal akan naik turun bila ada aliran lumpur melewati flow line. Parameter yang dihasilkan adalah Flow in dan Flow out.

10.    Stand pipe pressure Sensor
Sensor dipasang di stand pipe pressure, Prinsip kerjanya sama dengan pressure Tranducer yang mendapat tekanan saat pemompaan melewati stand pipe. Parameter yang dihasilkan yaitu stand pipe pressure (SSP).


DIGITAL SENSOR
1.        RPM Sensor
Sensor dan target dipasang di motor pengerak rantai pemutar Kelly terletak didepan drilling console. Dekat dengan drawworks. Bila dengan Top drive, ada fasilitas untuk RPM mud logging dengan menggunakan connector 5 kaki. Prinsip kerjanya berdasarkan system electromagnetic yang ditransfer kedalam arus listrik. Sensor mengirimkan signal digital ke console jika didekati oleh suatu target. Parameter yang dihasilkan yaitu RPM dan Dc-exp.

2.        SPM Sensor
Sensor pompa dipasang diatas liner pompa rig atau pada putaran yang menggerakan pompa. Prinsip kerjanya berdasarkan system electromagnetic yang ditransfer kedalam arus listrik. Sensor mengirimkan signal digital ke console jika didekati oleh suatu target.

Adapun parameter yang dihasilkan yaitu: SPM, Total stroke, down stroke, Lag Depth, Down Time, Pump Rate, dan Hydrolika pemboran.

3.        Sensor Depth ROP
Sensor depth dipasang di drawwork yaitu diletakan diporos dari drawwork itu sendiri. Cara kerjanya sensor ini adalah mengukur banyaknya putaran yang dilakukan oleh drawwork melalui photoelectric induction. pengukuran jarak pergerakan keatas dan kebawah dari hook height dapat diubah dengan menggunakan metode perhitungan yang pasti. Adapun parameter yang dihasilkan yaitu: depth, Bit Depth, ROP dan Hook position.


Demikian Artikel mengenai Klasifikasi Sensor pada Mud Logging System, kita akhiri dengan mebaca Hamdallah : اَ الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil ’Alamin”.