MASIGNASUKAv102
6998101287389560820

Penanganan Kick dan Blow Out dengan Blow Out Preventer (BOP)

Penanganan Kick dan Blow Out dengan Blow Out Preventer (BOP)
Add Comments
9/15/2019



اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya Rabbal'alamin” ...

Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.

Pada Artikel ini kami akan membahas mengenai Penanganan Kick dan Blow Out dengan Blow Out Preventer. Sebelum masuk ke Materi marilah kita membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ “Bismillahirraahmanirrahiim” Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya Rabbal'alamin” ...


Latar Belakang Kejadian

Dalam pemboran Migas dan Geothermal pada kondisi normal diupayakan tekanan formasi senantiasa lebih kecil dari tekanan hydrostatis kolom lumpur di dalam lubang Sumur. Namun adakalanya kondisi yang terjadi adalah tekanan formasi lebih besar dari tekanan hydrostatis lumpur sehingga menyebabkan terjadinya alian fluida formasi masuk ke dalam lubang bor yang disebut “Kick”.

Apabila Kick terjadi, sumur harus segera ditutup menggunakan Blowout Preventer (BOP) sehingga aliran fluida formasi dapat dikontrol dan blowout (semburan liar) dapat dihindari. Selanjutnya sumur harus dilakukan sirkulasi untuk mematikan kick tersebut. Berikut adalah gejala-gejala terjadinya kick:
1.        Drilling Break yaitu terjadinya perubahan kecepatan pemboran atau kecepatan menembus lapisan bawah tanah (penetration rate) secara mencolok yang diikuti oleh perubahan parameter bor seperti SPM pompa, tekanan pompa, WOB dll.
2.        Terjadi kenaikan rotary torque.
3.        Perubahan ukuran cutting dari kecil menjadi besar.
4.        Kenaikan temperature fluida pemboran secara mencolok di flow line.
5.        Perubahan sifat-sifat fluida pemboran (mud properties) secara mencolok.
6.        Gas cutting.

Sedangkan penyebab-penyebab terjadinya kick adalah sebagai berikut :
1.        Naiknya tekanan formasi.
2.        Tekanan hidrostatik kolom lumpur turun.
3.        Pengisian lubang bor pada saat cabut rangkaian tidak dilakukan sesuai kebutuhan.
4.        Swab effect.
5.        Squeeze effect

Penyebab terjadinya Blow Out secara umum adalah : 
1.        Peralatan Blowout Preventer tidak dapat bekerja dengan baik pada saat dioperasikan menutup sumur.
2.        Rig Crew tidak melakukan operasi mematikan sumur (killing procedure) secara benar.
3.        Rig crew tidak melakukan penutupan sumur sesuai prosedur yang benar.


Blowout biasanya diawali dengan adanya “kick” yang merupakan intrusi fluida bertekanan tinggi kedalam lubang bor. Intrusi ini dapat berkembang menjadi blow out bila tidak segera diatasi Blowout prevention (BOP).


Analisa Kejadian

Blow Out

Blowout adalah suatu peristiwa mengalirnya minyak, gas atau cairan lain dari dalam sumur minyak dan gas ke permukaan atau di bawah tanah yang tidak bisa dikontrol. Peristiwa ini bisa terjadi ketika tekanan hidrostatis lumpur pemboran lebih kecil dari tekanan formasi.

Penyebab terjadinya blowout yaitu ketika kick tidak dapat tertanggulangi, baik karena kick datangnya terlalu cepat, atau karena operator yang terlalu lambat mengetahui, atau kurang tepat dalam pemilihan BOP, atau tidak memperhatiakn hal-hal berikut (Rated working pressure, Pemilihan dan pengaturan komponen, Variasi penempatan, Diverter system, Ketinggian BOP Stack.) pada saat perencanaan BOP stack, karena memang secara alamiah alamnya sangat ganas, misalnya zona gas yang bertekanan sangat tinggi.

Selama ini Blowout yang dikenal ada dua jenis, yaitu Surface Blowout (SBO) dan Underground Blowout (UGBO), dimana SBO bila fluida keluar melalui lubang pemboran, sedangkan UGBO bila keluar bukan dari lubang pemboran. Penanggulangan untuk SBO jauh lebih mudah dan cepat, tidak jarang dapat dilakukan hanya dalam beberapa jam, namun UGBO akan memerlukan waktu yang cukup lama, bisa mencapai berbulan-bulan.

Ketika blowout akhirnya terjadi, maka kecenderungan pertama akan mengakibatkan SBO, kemudian petugas biasanya akan dengan segera menutupkan Blow Out Preventer (alat yang berfungsi sebagai penyekat di permukaan), kemudian dilakukan proses Pressure Control untuk segera mengeluarkan fluida kick dengan cara memompakan lumpur yang sesuai dan membuka valve sesuai prosedu.

Namun, adakalanya ketika proses pressure control dilakukan ternyata kekuatan tekanan dari bawah jauh melebihi kekuatan batuan ataupun casing di bagian atas, maka bisa terjadi UGBO. Penyebab sampai terjadinya UGBO secara teknis, pertama, akibat tekanan di dalam lubang sumur melampaui kekuatan formasi, pada saat mengeluarkan kick. Baik kick yang disebabkan oleh formasi abnormal ataupun akibat kecelakaan loss and kick. Cara penanggulangannya ialah hentikan operasi, injeksikan lumpur berat yang sesuai, semen sebagian, dan pasang casing string tambahan.

Penyebab UGBO kedua, adanya gas yang mengalir di annulus di belakang casing setelah penyemenan. Kerusakan yang terjadi biasanya sangat cepat dan ekstrim. Pilihan pengendalian blowout sangat terbatas. Kehilangan sumur ataupun platform sudah umum terjadi pada kasus ini.



Penanggulangan

Semburan liar (blow out) adalah pristiwa mengalirnya cairan/fluida formasi dari dalam sumur secara tidak terkendali. Kejadian ini diawali dengan masuknya fluida formasi kedalam lubang bor, yang biasanya disebut Well Kick. Bila Well Kick tidak dapat diatasi secara baik, maka dapat terjadi semburan liar. Dalam keadaan normal lubang bor akan selalu penuh dengan lumpur yang memberikan tekanan hidrostatis kepada formasi. Tekanan hidrostatis berfungsi untuk menahan tekanan formasi, agar fluida formasi (influx) tidak masuk kedalam lubang bor. Setelah diketahui bahwa terjadi well kick, maka sumur segera ditutp, dimana setelah persiapan cukup, tahap selanjutnya adalah mematikan sumur. Ada 3 Metode mematikan sumur yaitu:
1.        Driller’s Methode,
2.        Wait and Weight Methode dan
3.        Concurent Methode.

Untuk keperluan Pencegahan Semburan Liar tersebut diperlukan suatu perlengkapan khusus yang disebut Peralatan Pencegah Semburan Liar (Blowout Preventer Equipments). 

Blow Out Preventer (BOP)


Blow out preventer adalah peralatan yang diletakan tepat di atas permukaan sumur yang digunakan untuk menutup sumur apabila terjadi kenaikan tekanan dasar sumur yang tiba-tiba dan berbahaya selama dalam operasi pemboran. Walaupun blow out didahului dengan kick, dan kick dideteksi (ada indikasinya) tetapi jika alat pengcegah smburan liar tidak lengkap dan tidak berfungsi dengan baik, maka proses mencegah (menutup BOP) kick atau semburan liar akan gagal.

Saat pemasangan semua peralatan yang ada di BOP itu harus benar- benar di perhatikan dan pada saat pemasangan BOP juga ada kendala- kendala yang sering terjadi di antaranya:
1.        Luas ruang kerja pemasangan BOP kurang mencukupi atau sempit.
2.        Posisi rangkaian BOP.
Posisi botton flange yang tidak sempurna atau miring pada casing, botton flange yang miring bisa di lihat dengan bantuan alat water pass. Posisi sangat penting karena jika posisi botton flange miring maka akan mempengaruhi bagian BOP yang lain. Jika posisi botton flange sudah tepat maka akan di lakukan pengelasan untuk melekatkan dasar casing.

3.        Pengelasan bagian BOP yang tidak sempurna.
Pengelasan yang tidak sempurna akan menyebabkan kebocoran pada BOP dan membuat kinerja dari BOP tidak bekerja dengan maksimal.


Agar peralatan- peralatan pencegahan semburan liar bisa dalam kondisi yang selalu baik dan siap pakai, maka harus di lakukan:
1.        BOP harus selalu di periksa atau di test
2.        Tekanan accumulator harus selalu di periksa

Sebelum BOP siap untuk di gunakan ada beberapa proses yang harus di lakukan, salah satunya adalah dengan cara melakukan pengujian. Yaitu, pengujian Annular Preventer dan Pengujian Blind Ram.

Langkah-langkah penutupan sumur saat terjadi kick yang di sertai H2S, yang ditandai lampu alarm menyala (5 ppm) dan bunyi alarm (10 ppm) dari H2S unit.
1.        Saat Sedang Bocor (Kondisi) aliran balik normal
a.    Angkat string sampai posisi tool join di atas rotary table.
b.    Stop string.
c.     Stop pompa.
d.    Tutup BOP.
e.    Gunkaan (breating aparatus/skapak).
f.     Hidupkan bug blower di rig foor, shale shaker dan cellar.
g.    Periksa apakah ada kebocoran sumur.
h.    Tunggu instruksi selanjutnya dari company man dan rig superitendent.

2.        Saat Bor Formasi (Kondisi Loss)
a.    Pompa dan angin selalu dalam keadaan jalan.       
b.    Gunakan work unit (breating aparatus/skapak).
c.     Angkat string sampai posisi tool join diatas rotary table.
d.    Tutup BOP.
e.    Hidupkan bug blower di rig floor, shale shaker dan cellar.
f.     Periksa tekanan sumur dan periksa apakah ada kebocorann.
g.    Tunggu instruksi selanjutnya dari company man dan rig superintendent.

3.        Saat kondisi cabut/masuk String (Lubang Tidak Loss)
a.    stop kegiatan cabut/masuk rangkaian.
b.    Gunakan work unit (breating aparatus/skapak) untuk semua personil  yang    berada di rig floor dan derrick.
c.     Posisikan tool joint drill pipe diatas rotarytable.
d.    Tutip BOP, koneksi rangakaian ke top drive.
e.    Hidupkan bug blower di rig floor, shale shaker dan cellar.
f.     Periksa apakah ada kebocoran sumur.
g.    Tunggu instruksi selanjutnya dari company man dan rig superintendent.


Kesimpulan
Dari hasil pengamatan tentang penjelasdan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.        Blow out preventer system sangat diperlukan dalam operasi pemboran untuk mencegah jika sewaktu-waktu terjadi kick.
2.        Faktor utama yang penting adalah sangat diperhatikannya lumpur pemboran, pengamatan dan perhitungan terus menerus harus dilakukan pada saat operasi pemboran untuk mengetahui ada tidaknya tanda-tanda kick.
3.        Kick merupakan hal yang sangat penting diperhatikan selama operasi pemboran berlangsung. Hal tersebut dilakukan karena kick merupakan indikasi untuk terjadinya blow out, maka dari itu bila kick terjadi maka kita sudah harus bersiap diri seperti menghitung tekanan pada casing head, tekanan pada choke manifold, tekanan pompa lumpur, kelebihan volume lumpur di mud pit, dan yang terpenting pengendalian tekanan dengan menyiapkan BOP.
4.        Ada 3 Metode mematikan sumur yang dapat digunakan yaitu: Driller’s Methode, Wait and Weight Methode dan Concurent Methode.
5.        Pada perencanaan BOP Stack, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
a.    Kekuatan penahanan tekanan
b.    Ketinggian BOP Stack
c.     Pemilihan dan pengaturan komponen
d.    Variasi penempatan
e.    Diverter system
f.     Rated working pressure
6.        Agar peralatan- peralatan pencegahan semburan liar dapat dalam kondisi yang selalu baik dan siap pakai, maka harus di lakukan:
a.    BOP harus selalu di periksa atau di test
b.    Tekanan accumulator harus selalu di periksa


Demikian Artikel mengenai Penanganan Kick dan Blow Out dengan Blow Out Preventer (BOP), kita akhiri dengan mebaca Hamdallah : اَ الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil ’Alamin”.