اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang
Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan menjelaskan tentang Karangan Ilmiah (Perbedaan
Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah, Pengertiannya, Ciri-cirinya, Tujuannya, Sepuluh
Asas Mengarang, Jeni-jenisnya, serta Langkah-langkah Pokok Pembuatannya).
Sebelum masuk ke Materi marilah kita membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu
billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ “Bismillahirraahmanirrahiim”
Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Karangan merupakan karya tulis yang dihasilkan
dari kegiatan mengungkapkan pemikiran dan menyampaikannya melalui media tulisan
kepada orang lain untuk dipahami. Sedangkan Karangan Ilmiah (Menurut Brotowidjoyo)
adalah Karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar.
Bentuk Karangan Ilmiah dapat berupa makalah, usulan
penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. Sedangkan jenis Karangan Ilmiah,
antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel
jurnal yang pada dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan Ilmuwan.
PERBEDAAN
KARANGAN ILMIAH DAN NON ILMIAH
Menulis Karangan adalah kegiatan menulis
usulan-usulan yang benar berupa pernyataan-pernyataan tentang fakta,
kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari fakta dan merupakan pengetahuan.
Terdapat tiga golongan Karangan, yaitu Ilmiah, Ilmiah popular, dan nonIlmiah. Seperti
pernyataan sebelumya karanga Ilmiah (scientific paper) adalah laporan
tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang
telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan
etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan,
sedangkan Karangan non Ilmiah adalah Karangan yang menyajikan fakta
pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari dan
memiliki ciri.
Ciri-ciri kerangka non Ilmiah:
1.
Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
2.
Fakta yang disimpulkan subyektif,
3.
Gaya bahasa konotatif dan populer,
4.
Tidak memuat hipotesis,
5.
Penyajian dibarengi dengan sejarah,
6.
Bersifat imajinatif,
7.
Situasi didramatisir, dan
8.
Bersifat persuasif.
Adapun contoh Karangan Ilmiah yang sering kita
temui yaitu Dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman, dari penjelasan singkat
ini dapat dicermati perbedaan antara Karangan Ilmiah dan non Ilmiah dari
beberapa aspek. Pertama,dari segi bahasa. Bahasa dalam Karangan Ilmiah
menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi. Ciri-ciri ragam resmi yaitu
menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan Yang Disempurnakan), kesantunan diksi,
kesantunan kalimat, kesantunan paragraph, menggunakan kata ganti pertama
“penulis”, bukan saya, aku, kami atau kita, memakai kata baku atau istilah
Ilmiah, bukan popular, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi,
menghindarkan pemakaian unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi
penulisan Karangan Ilmiah.
Berbeda dengan Karangan Ilmiah, bahasa dalam
Karangan semiIlmiah/Ilmiah popular dan nonIlmiah melonggarkan aturan, seperti
menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan figurative, menggunakan
istilah-istilah yang umum atau popular yang dipahami oleh semua kalangan, dan
menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti pada karya sastra.
Kedua, karya Ilmiah harus merupakan pembahasan
suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya
kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus
dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
Ketiga, karya Ilmiah bersifat metodis dan
sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara
tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian
masalah dan penentuan strategi.
Selain itu, Karya non Ilmiah sangat bervariasi
topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan
non-Ilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat Subyektif.
Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan populer,
walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
PENGERTIAN
KARANGAN ILMIAH
Suatu karya tulis akan lebih bermakna bila dapat
dibaca dan dipahami oleh orang lain yang membacanya, serta bila mungkin dapat
juga tersebar secara lebih meluas sesuai dengan sasaran atau target Audiencenya.
Kita menyusun suatu karya tulis dengan maksud agar dapat dibaca oleh orang lain
baik untuk orang tertentu, golongan masyarakat tertentu, atau masyarakat luas.
Kualitas suatu karya tulis dapat dilihat dari
berbagai aspek. Pertama, tentunya kualitas karya tulis tersebut ditentukan oleh
topik materi tulisan atau pokok bahasannya, dan hal ini sangat berperan
terhadap upaya menarik minat pembaca. Namun, kedua, menarik minat pembaca saja
belumlah memadai bila tidak diiringi bahasan yang ingin diungkapkan oleh
penulis. Untuk memudahkan pemahaman tersebut sehingga tidak menimbulkan
berbagai persepsi dan interpretaasi yang saling berbeda, baik oleh berbagai
ragam pembaca maupun oleh berbagai bentuk karya tulis, tentunya penulisan
tersebut harus dapat memenuhi persyaratan seperti bentuk format, gaya, maupun
sistematika penulisan tertentu yang sudah baku.
Karangan Ilmiah (Scientific Paper) adalah
laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian
yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah
dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
CIRI-CIRI
KARANGAN ILMIAH
Karangan Ilmiah mempunyai beberapa ciri-ciri,
diantaranya:
1.
Sistematis, artinya mengikuti pola
pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan
sebagainya.
2.
Objektif, artinya pembahasan suatu hasil
penelitian sesuai dengan yang diteliti.
3.
Cermat, tepat, dan benar.
4.
Tidak Persuasive.
5.
Tidak Argumentative.
6.
Tidak Emotif.
7.
Netral, artinya tidak mengejar keuntungan
sendiri atau pihak lain.
8.
Tidak melebih-lebihkan sesuatu.
TUJUAN
KARANGAN ILMIAH
1.
Memberi penjelasan.
2.
Memberi komentar atau penilaian.
3.
Menyampaikan sanggahan.
4.
Membuktikan hipotesa.
SEPULUH ASAS MENGARANG
Dalam menulis Karangan Ilmiah sebelumnya harus
mengetahui sepuluh asas mengarang yang baik dan benar, berikut adalah sepuluh
asas mengarang:
1.
Usahakanlah
kalimat-kalimat yang pendek
Panjang
rata-rata kalimat dalam suatu Karangan merupakan sebuah tolok ukur yang penting
bagi keterbacaan. Penulisan kalimat yang panjang harus diimbangi dengan
kalimat-kalimat yang pendek sehingga meningkatkan kejelasan Karangan.
2.
Pilihlah
yang sederhana
Kalimat
yang sederhana lebih meningkatkan keterbacaan suatu Karangan.
3.
Pilihlah kata
yang umum dikenal
Dalam
mengarang pakailah kata-kata yang telah dikenal masyarakat umum sehingga ide
yang diungkapkan dapat secara mudah dan jelas ditangkap pembaca.
4.
Hindari
kata-kata yang tidak perlu
Kata-kata
yang tak perlu hanya melelahkan pembaca dan melenyapkan perhatiannnya.
5.
Berilah
tindakan dalam kata-kata kerja anda
Kata
kerja yang aktif, yang mengandung tindakan, yang menunjukkan gerak akan membuat
suatu Karangan hidup dan bertenaga untuk menyampaikan pesan yang dimaksud.
6.
Menulislah seperti
sedang bercakap-cakap
Dengan
mengungkapkan gagasan seperti halnya bercakap-cakap, Karangan menjadi lebih
jelas.
7.
Pakailah
istilah-istilah yang pembaca dapat menggambarkannya
Perkataan
yang konkret lebih jelas bagi pembaca daripada perkataan yang abstrak. Sebagai
contoh, “factory town”(kota dengan banyak pabrik) lebih mudah ditangkap ada
istilah “industrial community”(masyarakat industri).
8.
Kaitkan
dengan pengalaman pembaca anda
Karangan
yang jelas ialah bilamana dapat dibaca dan dipahami pembaca sesuai
dengan latar belakang pengalamannya.
9.
Manfaatkan
sepenuhnya keanekaragaman
Karangan
tidak boleh senada, datar, sepi sehingga membosankan pembaca. Harus ada variasi
dalam kata, frase, kalimat maupun ungkapan lainnya.
10. Mengaranglah
untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan
Maksud
utama mengarang ialah mengungkapkan gagasan, dan bukannya menimbulkan kesan
pada pihak pembaca mengenai kepandaian, kebolehan, atau kehebatan diri
penulisnya.
JENI-JENIS
KARANGAN ILMIAH
Karangan Ilmiah terbagi beberapa jenis, berikut
adalah jenis-jenis Karangan Ilmiah:
1.
Makalah
Makalah adalah karya
tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari
bahasa Arab yang berarti Karangan).
2.
Kertas
kerja
Kertas
kerja adalah makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya
disajikan dalam lokakarya.
3.
Skripsi
Skripsi adalah karya
tulis Ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang
lain.
4.
Tesis
Tesis adalah karya
tulis Ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
5.
Disertasi
Disertasi
adalah karya tulis Ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis
tang terinci.
LANGKAH-LANGKAH POKOK PEMBUATAN
KARANGAN ILMIAH
Penggunaan Bahasa Tulis:
1.
Dalam
Menggunakan Kata dan Frase
a.
Hendaknya dihindari pemakaian kata/frase tutur
dan kata/frase setempat kecuali bila sudah menjadi
perkataan umum.
b.
Hendaknya dihindarkan pemakaian kata/frase yang
telah mati.
c.
Hendaknya kata atau frase yang bernilai rasa
digunakan secara cermat, sesuai dengan suasana dan tempatnya.
d.
Hendaknya kata-kata sinonim dipakai secara
cermat pula karena kata-kata Sinonim tidak selamanya sama benar arti
pemakaiannya.
e.
Hendaknya istilah-istilah yang sangat asing bagi
umum tidak dipakai dalam Karangan Umum.
f.
Hendaknya dihindari pemakaian kata asing atau
kata daerah bila dalam bahasa Indonesia sudah ada katanya, jangan
menggunakan kata asing hanya karena terdorong untuk bermegah dan berbahasa
tinggi.
2.
Dalam Menyusun Kalimat.
a.
Gunakanlah kalimat-kalimat pendek.
b.
Gunakanlah bahasa biasa yang mudah dipahami
orang.
c.
Gunakan bahasa sederhana dan jernih
pengutarannya.
d.
Gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk.
e.
Gunakan bahasa dengan kalimat aktif, bukan
kalimat pasif.
f.
Gunakan bahasa padat dan kuat.
g.
Gunakan bahasa Positif, bukan bahasa Negatif.
Langkah-langkah pokok pembuatan karangan
ilmiah adalah sebagai berikut:
1.
Memilih sebuah pokok topik
yang ditulis sesuai dengan minat anda, minat pembaca, arti penting
topik, fasilitas, dan kesempatan.
2.
Mencari sumber yang Autoratif.
3.
Membatasi pokok soal yang akan dibicarakan agar
pengumpulan data, informasi, dan fakta serta pengolahannya terfokus dan agar
Karangan dapat dikembangkan secara memadai, yaitu pernyataan-pernyataan
pendirian didukung dengan hal-hal yang konkret dan spesifik.
4.
Menentukan suatu tesis percobaan/garis besar
acuan sementara yang menjadi arah umum dan tujuan yang hendak dicapai.
5.
Mencari di perpustakaan judul-judul buku dan
artikel yang membicarakan topik yang telah dipilih dan dibatasi.
6.
Mengumpulkan/meminjam buku-buku dan bacaan yang
lain yang akan dipakai sebagai sumber.
7.
Mencatat tiap judul Buku/bacaan pada sebuah
kartu bibliography, lengkap dengan data tentang nama pengarang dan
publikasinya. Kartu-kartu Bibliography ini diperlukan untuk
menyusun catatan kaki, catatan akhir dan daftar pustaka.
8.
Membaca buku-buku sumber dengan membuat
catatan-catatan. Catatan ini dapat berupa kutipan, ringkasan atau komentar
pribadi.
9.
Menata bahan-bahan yang terkumpul berupa
catatan-catatan menjadi suatu garis besar. Dalam hal terakhir ini, anda harus
membaca buku-buku lain lagi serta mengadakan pengamatan, wawancara dan
sebagainya.
10.
Merumuskan tensis final.
11.
Menyusun kerangka Karangan yang final.
12.
Menulis Draft pertama Karangan. Pengantar
tidak selalu yang pertama kali disusun. Mungkin saja batang tubuh Karangan
ditulis terlebih dahulu, kemudian penutupnya berupa kesimpulan. Setelah itu
baru disusun pengantarnya.
Dalam menulis Karangan sementara ini, kutipan,
catatan kaki/catatan akhir hendaknya diletakan pada tempatnya dan ditulis
dengan jelas dan setepat-tepatnya. Baris-baris Karangan sementara ini sebaiknya
cukup longgar untuk memberi tempat kepada koreksi-koreksi perbaikan. Dalam
membuat draft pertama, perhatikanlah petunjuk berikut ini.
1.
Selalu berpegang teguh pada topik.
2.
Kata-kata dan susunan kalimat sederhana.
3.
Menggunakan pernyataan-pernyataan positif.
4.
Tiap kata digunakan dengan sadar akan arti dan
maknanya (Denotasi dan Konotasi).
5.
Menggunakan tanda baca dan cara penulisan
menurut ejaan yang resmi dan berlaku.
6.
Membaca kembali segala sesuatu yang telah
dituliskan, dam memperbaiki rumusan-rumusan yang kurang jelas, kurang tepat.
7.
Selalu mengusahakan dan dipenuhinya asas-asas
kesatu paduan, pertautan.
Merevisi Karangan sementara dengan memperhatikan
hal-hal berikut:
1.
Apakah pengantar cukup kuat dan menyatakan tesis
dengan jelas ?
2.
Apakah Karangan ditulis dengan mengikuti
kerangkanya ?
3.
Apakah paragraf-paragraf bertautan ?
4.
Terlalu banyakkah kutipan yang dipakai ?
5.
Apakah bahasanya mudah dipahami dan tidak
berbelit ?
6.
Apakah konsistensi dalam segala hal dijaga ?
7.
Apakah cara penulisan kata sudah sesuai dengan
EYD ?
8.
Apakah daftar pustaka tersusun secara
cermat ?
9.
Apakah penutup cukup menarik ?
Demikian Artikel mengenai Karangan Ilmiah
(Perbedaan Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah, Pengertiannya, Ciri-cirinya,
Tujuannya, Sepuluh Asas Mengarang, Jeni-jenisnya, serta Langkah-langkah Pokok
Pembuatannya), kita akhiri dengan mebaca Hamdallah : اَ الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil
’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert