MASIGNASUKAv102
6998101287389560820

Penjelasan Lengkap Analisis Industrial (Klasifikasi Industri di Indonesia, Peranan Analisis Industri, Estimasi Tingkat Keuntungan Industri, dan Estimasi Earning Per Share Industri)

Penjelasan Lengkap Analisis Industrial (Klasifikasi Industri di Indonesia, Peranan Analisis Industri, Estimasi Tingkat Keuntungan Industri, dan Estimasi Earning Per Share Industri)
Add Comments
11/01/2019


Analisis Industrial (Industrial Analysis)

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya Rabbal'alamin” ...

Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.

Pada Artikel ini kami akan menjelaskan tentang Penjelasan Lengkap Analisis Industrial (Klasifikasi Industri di Indonesia, Peranan Analisis Industri, Estimasi Tingkat Keuntungan Industri, dan Estimasi Earning Per Share Industri). Sebelum masuk ke Materi marilah kita membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم “Bismillahirraahmanirrahiim” Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya Rabbal'alamin” ...

Analisis industri biasanya dilakukan setelah melakukan analis ekonomi. Dalam analisis industri seorang investor mencoba untuk memperbandingkan kinerja dari berbagai industri, untuk dapat mengetahui jenis industri yang memberikan prospek paling bagus dalam masa yang telah ditentukan. Setelah dilakukan analisis industri akan didapatkan informasi mengenai kelompok industri yang akan dibentuk dan diyakini akan memberikan peluang yang paling menjanjikan. Pemahaman kita mengenai industri atau sekelompok industri seperti industri tekstil, industri bahan makanan, dan mungkin juga industri jasa seperti perbankan, industri jasa transportasi, industri jasa konsultansi dan lain sebagainya. Dari pemahaman berbagai macam jenis industri tersebut perlu diklasifikasikan dengan tepat dan sesuai. Pengelompokan industri di Indonesia dilakukan berdasarkan standar klasifikasi industri yang telah ditentukan. Di Indonesia standar yang banyak dipakai untuk mengelompokkan industri bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) adalah Jakarta Stock Exchange Sectoral Industry Classification (JASICA). Contoh klasifikasi industri JASICA adalah sebagai berikut:


KLASIFIKASI INDUSTRI DI INDONESIA
1.        Pertanian
a.    Pertanian
b.    Perkebunan
c.     Peternakan
d.    Perikanan
e.    Kehutanan
f.     Lain-lain belum terklasifikasi

2.        Pertambangan
a.    Pertambangan batubara
b.    Pertambangan minyak dan gas bumi
c.     Pertambangan logam dan mineral lainnya
d.    Penggalian batu atau tanah
e.    Lain-lain belum terklasifikasi

3.        Industri Dasar dan Kimia
a.    Semen
b.    Keramik, gelas, dan porselen
c.     Produk logam dan sejenisnya
d.    Kimia
e.    Plastik
f.     Pakan Ternak
g.    Industri kayu dan pengolahannya
h.    Pulp dan kertas
i.      Lain-lain yang belum terklasifikasi

4.        Aneka Industri
a.    Mesin dan alat berat
b.    Otomotif dan komponennya
c.     Tekstil dan garmen
d.    Alas kaki
e.    Kabel
f.     Elektronik
g.    Lain-lain belum terklasifikasi

5.        Industri Barang Konsumsi
a.    Makanan dan minuman
b.    Industri tembakau
c.     Farmasi
d.    Kosmetik dan barang keperluan rumah tangga
e.    Lain-lain belum terklasifikasi

6.        Konstruksi, Properti dan Real Estate
a.    Konstruksi
b.    Properti dan real estate
c.     Lain-lain belum terklasifikasi

7.        Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
a.    Energi
b.    Jalan tol, bandara, pelabuhan dan sejenisnya
c.     Telekomunikasi
d.    Transportasi
e.    Lain-lain belum terklasifikasi

8.        Keuangan
a.    Bank
b.    Lembaga Pembiayaan
c.     Perusahaan efek
d.    Asuransi
e.    Reksadana
f.     Lain-lain belum terklasifikasi

9.        Perdagangan dan Jasa
a.    Perdagangan besar barang industri
b.    Perdagangan besar barang konsumsi
c.     Perdagangan eceran
d.    Hotel dan restoran
e.    Pariwisata dan hiburan
f.     Periklanan dan media masa
g.    Jasa komputer dan perangkatnya
h.    Lain-lain belum terklasifikasi

(Sumber: Laporan mingguan BEJ, 1997)


PERANAN ANALISIS INDUSTRI

Peranan Analisis Industri

Sebagai alat yang dapat mengidentifikasi peluang-peluang investasi dalam industri maka akan membantu investor dalam menginvestasikan uangnya untuk menghasilkan keuntungan di kemudian hari. Hal ini dikarenakan dalam analisis industri akan memberikan informasi mengenai karakteristik-karakteristik resiko dan return mengenai berbagai macam industri.

Pada era ini masing-masing industri bersaing dan berkompetisi secara ketat dalam pencarian keuntungan yang ingin dimiliki. Masing-masing industri harus siap untuk mengembangkan keuntungan kompetitif yang dimiliki. Dalam persaingan tersebut terdapat hal-hal yang saling berhubungan yaitu:

1.        Struktur industri yang kompetitif seperti apa yang bisa diperoleh
2.        Bagaimana unit usaha memanfaatkan struktur industri kompetitif
3.        Apa yang menjadi dasar keuntungan kompetitif unit usaha tersebut

Menurut Poter, terdapat lima kumpulan kekuatan bersaing sebagai berikut:
1.        Intensitas Persaingan Diantara Pesaing yang ada. Faktor yang mempengaruhinya adalah:
a.    Pertumbuhan industri
b.    Perbedaan produk
c.     Jumlah pesaing dan perbedaan pesaing
d.    Tingkat biaya tetap
e.    Kapasitas yang berlebih
f.     Hambatan dari luar

2.        Kekuatan pembeli dalam menawar, faktor yang mempengaruhi adalah:
a.    Jumlah pembeli
b.    Biaya “switching” pembeli
c.     Kemampuan pembeli untuk mengintegrasikan ke belakang
d.    Pengaruh produk unit usaha atas total biaya yang dikeluarkan pembeli
e.    Pengaruh produk unit usaha atas kualitas produk yang dipilih pembeli
f.     Signifikansi volume unit usaha terhadap pembeli

3.        Kekuatan Pemasok dalam menawar, faktor yang mempengaruhi adalah:
a.    Jumlah pemasok
b.    Kemampuan pemasok untuk mengintegrasikan ke depan
c.     Adanya input substitusi
d.    Pentingnya volume unit usaha pemasok

4.        Ancaman dari produk pengganti, faktor yang mempengaruhi adalah:
a.    Hari relatif dari pengganti
b.    Biaya “switching” pembeli
c.     Keinginan pembeli untuk mensubstitusi

5.        Ancaman dari pesaing baru, faktor yang mempengaruhi adalah:
a.    Kebutuhan modal
b.    Akses ke jaringan distribusi
c.     Skala ekonomi
d.    Diferensiasi produk
e.    Kompleksitas teknologi dari produk ataupun proses produk sendiri
f.     Tindakan balasan dari usaha yang ada
g.    Kebijakan pemerintah.

Dari lima kumpulan kekuatan bersaing tersebut terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan lima analisis industri, yaitu:
1.        Semakin besar kekuatan lima faktor di atas, tingkat keuntungan yang diperoleh semakin rendah
2.        Ketergantungan terhadap lima faktor di atas masing-masing unit usaha berbeda
3.        Pemahaman terhadap sifat kekuatan di atas akan membantu dalam merumuskan strategi

Beberapa penelitian yang terkait dengan analisis industri didokumentasikan oleh Reilly dan Brown (1997) dengan kesimpulan:
1.        Studi mengenai kinerja tahunan industri, menunjukkan industri yang berbeda mempunyai tingkat return yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan analisis industri penting dan perlu dilakukan untuk mengetahui perbedaan kinerja antar industri untuk membantu investor mengidentifikasi peluang-peluang yang menguntungkan atau tidak menguntungkan.
2.        Tingkat return masing-masing industri berbeda setiap periodenya. Dari informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa return industri untuk periode yang akan datang tidak dapat diestimasi hanya dengan menggunakan data return tahun lalu, tetapi harus ditambah dengan data-data lain yang relevan untuk mengestimasi return industri periode mendatang.
3.        Tingkat return perusahaan sejenis cukup beragam. Hal ini menunjukkan analisis industri perlu diikuti dengan analisis perusahaan.
4.        Tingkat resiko berbagai industri juga beragam sehingga analisis dan investor perlu mempelajari dan mengestimasi faktor-faktor resiko yang relevan untuk suatu industri tertentu seperti hal yang sama dilakukan untuk estimasi return.
5.        Tingkat resiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu sehingga analisis resiko berdasarkan data historis dapat digunakan untuk mengestimasi resiko industri di masa yang akan datang.

Informasi umum yang dapat diambil dari hasil penelitian di atas adalah pentingnya analisis industri untuk meminimalkan resiko atau menidentifikasi industri yang mempunyai prospek menguntungkan.


ESTIMASI TINGKAT KEUNTUNGAN INDUSTRI
Analisis Industri sebagai bagian dari analisis fundamental dalam perusahaan harus  mempunyai informasi mengenai return yang diharapkan dari suatu industri yang akan dianalisis. Hal ini bertujuan untuk menentukan berapa return yang diharapkan dan juga mempunyai informasi mengenai perusahaan yang mempunyai prospek terbaik tempat untuk berinvestasi.
Informasi umum yang ingin diketahui oleh seorang investor adalah:
1.        Earning per Share (EPS)

EPS = Keuntungan Bersih / Jumlah Saham Beredar

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari perusahaan. Biasanya nilai ini akan dibandingkan dengan nilai pada kuartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Dari perhitungan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan atau penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham.

2.        Price Earning Rasio (P/E)

P/E = Harga saham / EPS

Dengan rasio ini kita dapat membandingkan suatu perusahaan dengan P/E ratio rata-rata dari perusahaan dalam kelompok perusahaan sejenis.

Jika hasil kedua ratio tersebut dikalikan maka akan muncul nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri (expected ending value of industry). Untuk menentukan tingkat return yang diharapkan suatu industri kita membagi nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri ditambah deviden yang diharapkan dari industri, dengan nilai awal industri tersebut pada periode sebelumnya. Dari informasi tersebut ditentukan industri yang layak untuk dijadikan pilihan untuk berinvestasi. Seorang investor pasti akan memilih industri yang mampu memberikan return yang paling besar untuk menginvestasikan modalnya.


ESTIMASI EARNING PER SHARE INDUSTRI
Dapat dilakukan dengan tiga teknik pendekatan yaitu:
1.        Prakiraan Penjualan dan Daur Hidup Industri
Dalam tahapan ini dapat diestimasi besarnya penjualan suatu industri yang diawali tahap:
a.    Tahap Permulaan, sebagai awal perkembangan industri pertumbuhan penjualan sangat kecil, dengan tingkat biaya yang sangat besar untuk promosi dan biaya pengembangan produk yang diyakini mempunyai prospek baik untuk masa depan.

b.    Tahap Pertumbuhan, setelah dikenalnya produk oleh masyarakat maka pertumbuhan penjualan akan cepat dengan banyaknya permintaan pada industri yang bersangkutan. Keuntungan perusahaan akan tinggi. Hal ini diprediksi karena persaingan untuk produk tersebut belum ketat. Pertumbuhan ekonomi pada tahap ini cenderung lebih besar.

c.     Tahap Kedewasaan, mulai munculnya persaingan maka penjualan akan menurun. Dampaknya keuntungan perusahaan akan menuju pada tingkat keuntungan yang normal. Pertumbuhan industri ekonomi sedikit lebih besar dari pertumbuhan ekonomi secara umum.

d.    Tahap Stabil, merupakan tahap yang paling panjang dalam daur hidup industri. Pertumbuhan industri cenderung sama dengan pertumbuhan ekonomi secara umum di mana industri tersebut berada. Meskipun penjualan terkait dengan kondisi ekonomi, tetapi besarnya pertumbuhan penjualan masing-masing perusahaan secara individual dalam suatu industri akan berbeda-beda satu dengan yang lain, tergantung kemampuan manajerial dari masing-masing perusahaan.


e.    Tahap Penurunan, tingkat penjualan dan keuntungan industri semakin menurun. Pada tahap ini biasanya investor mulai mencari alternatif industri lain yang lebih menguntungkan. Pertumbuhan industri pada tahap ini akan jauh di bawah pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

2.        Prakiraan Penjualan dan Analisis Input-Output
Merupakan cara alternatif untuk mengetahui gambaran prospek penjualan suatu industri di masa yang akan datang dengan mengidentifikasi pemasok (supplier) dan konsumen (demand) dari suatu industri. Dengan analisis ini kita dapat mengestimasi permintaan konsumen di masa datang, serta kemampuan pemasok untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dalam suati industri, yang nantinya akan digunakan untuk memprediksi tingkat penjualan dan keuntungan suatu industri di masa depan.

3.        Prakiraan Penjualan dan Hubungan Industri dengan Ekonomi
Teknik dilakukan dengan cara membandingkan tingkat penjualan industri dengan kondisi perekonomian secara keseluruhan yang berhubungan dengan barang dan jasa yang diproduksi oleh industri tersebut. Dengan asumsi bahwa kondisi perekonomian di mana industri tersebut beroperasi akan terkait dengan penjualan dan keuntungan suatu industri.


Demikian Artikel mengenai Penjelasan Lengkap Analisis Industrial (Klasifikasi Industri di Indonesia, Peranan Analisis Industri, Estimasi Tingkat Keuntungan Industri, dan Estimasi Earning Per Share Industri), kita akhiri dengan mebaca Hamdallah : الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil ’Alamin”.