اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang
Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel sebelumnya kami sudah membahas
mengenai Penjelasan Lengkap Bakteri (Definisi, Bentuk dan Ukuran Bakteri,
Struktur Bakteri, Reproduksi Bakteri, serta Klasifikasi Bakteri), dan kali ini
kami akan menjelaskan secara lengkap tentang Pengaruh Lingkungan terhadap
Bakteri dan Peranan Bakteri. Sebelum masuk ke Materi marilah kita
membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ
مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu billahi minasy syaithonir rojiim”
dan Basmalah : بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيم “Bismillahirraahmanirrahiim” Agar
Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya
Rabbal'alamin” ...
PENGARUH
LINGKUNGAN TERHADAP BAKTERI
Kondisi
lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya. Secara umum, terdapat beberapa alat yang dapat digunakan
untuk melakukan pengamatan sel bakteri terhadap berbagai parameter tersebut,
seperti mikroskop optikal, mikroskop elektron, dan atomic force microscope (AFM).
1.
Suhu
Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi semua makhluk hidup. Khususnya
bagi bakteri, suhu lingkungan yang berada lebih tinggi dari suhu yang dapat
ditoleransi akan menyebabkan denaturasi protein dan komponen sel esensial lainnya sehingga sel akan mati. Demikian pula bila suhu
lingkungannya berada di bawah batas toleransi, membran sitoplasma tidak akan berwujud cair sehingga
transportasi nutrisi akan terhambat dan proses kehidupan
sel akan terhenti. Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi
menjadi 4 golongan:
a.
Bakteri
psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C,
dengan suhu optimum 15 °C.
b.
Bakteri
mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C,
dengan suhu optimum 25° – 40 °C.
c.
Bakteri
termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° –
75 °C, dengan suhu optimum 50 - 65 °C
d.
Bakteri
hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65 - 114 °C,
dengan suhu optimum 88 °C.
2.
Kelembaban
Relatif
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban
relatif (relative
humidity, RH) yang cukup tinggi, kira-kira 85% Kelembaban relatif dapat
didefinisikan sebagai kandungan air yang terdapat di udara. Pengurangan kadar
air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses
pembekuan dan pengeringan. Sebagai contoh, bakteri Escherichia coli akan mengalami penurunan daya tahan
dan elastisitas dinding selnya saat RH lingkungan kurang dari 84% Bakteri gram
positif cenderung hidup pada kelembaban udara yang lebih tinggi dibandingkan
dengan bakteri gram negatif terkait dengan perubahan struktur membran selnya
yang mengandung lipid bilayer.
Gambar Struktur Membran Sel yang Mengandung Lipid
3.
Cahaya
Cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri. Secara umum, bakteri dan mikroorganisme lainnya dapat
hidup dengan baik pada paparan cahaya normal. Akan tetapi, paparan cahaya
dengan intensitas sinar ultraviolet (UV) tinggi dapat berakibat fatal
bagi pertumbuhan bakteri. Teknik penggunaan sinar UV, sinar x, dan sinar gamma untuk mensterilkan suatu lingkungan
dari bakteri dan mikroorganisme lainnya dikenal dengan teknik iradiasi yang
mulai berkembang sejak awal abad ke-20. Metode ini telah diaplikasikan secara
luas untuk berbagai keperluan, terutama pada sterilisasi makanan untuk
meningkatkan masa simpan dan daya tahan. Beberapa contoh bakteri patogen yang
mampu dihambat ataupun dihilangkan antara lain Escherichia coli 0157:H7 and Salmonella.
4.
Radiasi
Radiasi pada kekuatan tertentu dapat
menyebabkan kelainan dan bahkan dapat bersifat letal bagi makhluk hidup, terutama bakteri. contoh pada manusia, radiasi dapat menyebabkan penyakit hati akut, katarak, hipertensi, dan bahkan kanker. Akan tetapi, terdapat kelompok bakteri tertentu yang
mampu bertahan dari paparan radiasi yang sangat tinggi, bahkan ratusan kali
lebih besar dari daya tahan manusia tehadap radiasi, yaitu kelompok Deinococcaceae. Sebagai perbandingan, manusia pada umumnya tidak dapat
bertahan pada paparan radiasi lebih dari 10 Gray (Gy, 1 Gy
= 100 rad), sedangkan bakteri yang termasuk dalam kelompok ini dapat bertahan
hingga 5.000 Gy.
Pada umumnya, paparan energi radiasi dapat menyebabkan mutasi gen dan putusnya rantai DNA terjadi pada intensitas yang
tinggi, bakteri dapat mengalami kematian.
PERANAN
BAKTERI
Bakteri pengurai, Bakteri
nitrifikasi, Bakteri denitrifikasi, dan Bakteri
nitrogen, Keanekaragaman
bakteri dan jalur metabolismenya menyebabkan bakteri memiliki peranan yang
besar bagi lingkungan. Sebagai contoh, bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang
telah mati dan sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain
menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih
sederhana. Contoh bakteri saprofit antara lain Proteus dan Clostridium. Tidak hanya berperan sebagai pengurai senyawa organik,
beberapa kelompok bakteri saprofit juga merupakan patogen oportunis. Frankia alni, salah satu bakteri pengikat N2 yang
berasosiasi dengan tanaman membentuk bintil akar.
Gambar Bakteri Frankia Alni
Kelompok
bakteri lainnya berperan dalam siklus nitrogen, seperti bakteri
nitrifikasi. Bakteri
nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari
senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung secara aerob di dalam tanah.
Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap
yaitu nitritasi (oksidasi amonia (NH4) menjadi nitrit (NO2-))
dan nitratasi (oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat (NO3)). Dalam
bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa
yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Setelah reaksi nitrifikasi selesai,
akan terjadi proses dinitrifikasi yang dilakukan oleh bakteri
denitrifikasi.
Denitrifikasi
sendiri merupakan reduksi anaerobik senyawa nitrat menjadi
nitrogen bebas (N2) yang lebih mudah diserap dan dimetabolisme oleh
berbagai makhluk hidup. Contoh bakteri yang mampu melakukan metabolisme ini
adalah Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas
aeruginosa, and Paracoccus denitrificans. Di samping itu, reaksi ini juga
menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida (N2O).
Senyawa tersebut tidak hanya dapat berperan penting bagi hidup berbagai
organisme, tetapi juga dapat berperan dalam fenomena hujan asam dan rusaknya ozon. Senyawa N2O akan dioksidasi menjadi senyawa NO dan
selanjutnya bereaksi dengan ozon (O3) membentuk NO2- yang
akan kembali ke bumi dalam bentuk hujan asam (HNO2).
Di
bidang pertanian dikenal adanya suatu kelompok bakteri
yang mampu bersimbiosis dengan akar tanaman atau hidup bebas
di tanah untuk membantu penyuburan tanah. Kelompok
bakteri ini dikenal dengan istilah bakteri pengikat nitrogen atau singkatnya bakteri nitrogen. Bakteri nitrogen adalah kelompok
bakteri yang mampu mengikat nitrogen (terutaman N2) bebas di
udara dan mereduksinya menjadi senyawa amonia (NH4) dan ion nitrat
(NO3-) oleh bantuan enzim nitrogenase. Kelompok bakteri ini biasanya bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan dan polong untuk membentuk suatu simbiosis
mutualisme berupa
nodul atau bintil akar untuk mengikat nitrogen bebas di udara
yang pada umumnya tidak dapat digunakan secara langsung oleh kebanyakan
organisme. Secara umum, kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah rhizobia,
termasuk di dalamnya genus bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, Photorhizobium, dan Sinorhizobium. Contoh bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan
tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup di akar membentuk nodul
atau bintil-bintil akar. Beberapa makanan hasil fermentasi
dan mikroorganisme yang berperan:
No.
|
Nama Produk atau Makanan
|
Bahan Baku
|
Bakteri yang Berperan
|
1.
|
Yoghurt
|
Susu
|
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus
|
2.
|
Mentega
|
Susu
|
Streptococcus
lactis
|
3.
|
Terasi
|
Ikan
|
Lactobacillus sp.
|
4.
|
Asinan
Buah-buahan
|
Buah-buahan
|
Lactobacillus sp.
|
5.
|
Sosis
|
Daging
|
Pediococcus cerevisiae
|
6.
|
Kefir
|
Susu
|
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
lactis
|
Beberapa
spesies bakteri pengurai dan patogen dapat tumbuh di dalam makanan. Kelompok
bakteri ini mampu memetabolisme berbagai komponen di dalam makanan dan kemudian
menghasilkan metabolit sampingan yang bersifat racun. Clostridium
botulinum,
menghasilkan racun botulinin,
seringkali terdapat pada makanan kalengan dan kini senyawa tersebut dipakai
sebagai bahan dasar botox. Beberapa contoh bakteri perusak makanan: Burkholderia
gladioli (sin.
Pseudomonas cocovenenans), menghasilkan asam bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran makanan,
penurunan pH, dan pembentukkan gas.
Demikian Artikel mengenai Penjelasan Lengkap Pengaruh Lingkungan terhadap Bakteri
dan Peranan Bakteri, kita akhiri dengan membaca Hamdallah : الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil
’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert