اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu
Wa Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada
sang Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan
menjelaskan secara lengkap tentang Multimeter
Analog dan Digital - Fungsi, Cara Menggunakan, dan Cara Pengukuran dengan Multimeter.
Sebelum masuk ke Materi marilah kita membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu billahi minasy syaithonir rojiim”
dan Basmalah : بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم “Bismillahirraahmanirrahiim”
Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya Rabbal'alamin” ...
Multimeter Analog & Digital |
Multimeter adalah alat pengukuran
listrik yang sering dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur
tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (ampere meter). Ada dua
kategori Multimeter yauitu Multimeter digital atau DMM (digital multi meter)
dimana Multimeter ini merupakan yang baru dan lebh akurat hasilnya, serta Multimeter
analog. Masing masing kategori dapat mengukur listrik AC maupun listrik DC.
Sebuah Multimeter merupakan perangkat genggam yang berguna untuk menemukan
kesalahan dan pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat mengukur dengan
derajat ketepatan yang sangat tinggi.
Ada dua kategori Multimeter: Multimeter
digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil
pengukurannya), dan Multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur
listrik AC, maupun DC.
Multimeter dibagi menjadi 2, yaitu:
A. MULTIMETER ANALOG
Multimeter analog lebih banyak
dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau komputer
kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah dalam
pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah
akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi
sebaiknya menggunakan Multimeter digital.
Cara Menggunakan Multimeter Analog
1.
Untuk memulai setiap pengukuran,
hendaknya jarum menunjukkan angka nol apabila kedua penjoloknya dihubungkan.
Putarlah penala mekanik apabila jarum belum tepat pada angka nol (0).
2.
Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran
yang akan diukur, misalnya ke arah DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah
AC V untuk mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
3.
Untuk mengukur tahanan (resistor),
sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan nolkan dahulu dengan menggabungkan
probe positif dan negatif. Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan
memutar ADJ Ohm. Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok
warna hidam ke jolok negatif.
4.
Untuk pengukuran besaran DC,
jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya karena bisa menyebabkan
alat ukurnya rusak.
Multimeter Analog |
Dari gambar Multimeter dapat
dijelaskan bagian-bagian dan
fungsinya:
1.
Sekrup Pengatur Kedudukan Jarum Penunjuk (Zero Adjust Screw)
Berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar
sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
2.
Tombol Pengatur Jarum Penunjuk Pada Kedudukan Zero (Zero Ohm Adjust
Knob)
Berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar
pemilih diputar pada posisi (Ohm), test
lead + (merah dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol pengatur
kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada kedudukan 0.
3.
Saklar Pemilih (Range Selector Switch)
Berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter
biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu:
a.
Posisi (Ohm) berarti Multimeter
b.
berfungsi sebagai ohmmeter, yang
terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan K
c.
Posisi ACV (Volt AC) berarti Multimeter
d.
berfungsi sebagai voltmeter AC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
e.
Posisi DCV (Volt DC) berarti Multimeter
f.
berfungsi sebagai voltmeter DC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
g.
Posisi DCmA (miliampere DC)
berarti Multimeter
h.
berfungsi sebagai mili amperemeter
DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.
i.
Tetapi ke empat batas ukur di atas
untuk tipe Multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya belum tentu
sama.
4.
Lubang Kutub + (V A Terminal)
Berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
5.
Lubang Kutub – (Common Terminal)
Berfungsi sebagai tempat
masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.
6.
Saklar Pemilih Polaritas (Polarity Selector Switch)
Berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
7.
Kotak Meter (Meter Cover)
Berfungsi sebagai tempat komponen-komponen Multimeter.
8.
Jarum Penunjuk Meter (Knife –edge Pointer)
Berfungsi sebagai penunjuk
besaran yang diukur.
9.
Skala (Scale)
Berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
B. MULTIMETER DIGITAL
Multimeter digital memiliki akurasi
yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan Multimeter
analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga
opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm
saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja
mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga
bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai Multimeter digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi
bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya
menggunakan Multimeter analog.
Multimeter Digital |
Cara Menggunakan Multimeter Digital
1.
hanya lebih sederhana dan lebih
cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4 digit
sehingga mudah membaca dan memakainya.
2.
Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah
alat ukur siap dipakai.
3.
Hubungkan probenya ke komponen
yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat ukur.
4.
Catat angka yang tertera pada Multimeter
digital.
Penyambungan probe tidak lagi menjadi
prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik karena display dapat memberitahu.
Fungsi Multimeter dan Cara Pengukuran dengan Multimeter
1.
Mengukur Tegangan DC
a.
Atur Selektor pada posisi DCV.
b.
Pilih skala batas ukur berdasarkan
perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar
12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
c.
Untuk mengukur tegangan yang tidak
diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya Multimeter
tidak rusak.
d.
Hubungkan atau tempelkan probe Multimeter
ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan
probe warna hitam pada titik (-) tidak
boleh terbalik.
e.
Baca hasil ukur pada Multimeter.
2.
Mengukur Tegangan AC
a.
Atur Selektor pada posisi ACV.
b.
Pilih skala batas ukur berdasarkan
perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar
12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
c.
untuk mengukur tegangan yang tidak
diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya Multimeter
tidak rusak.
d.
Hubungkan atau tempelkan probe Multimeter
ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe Multimeter boleh terbalik.
e.
Baca hasil ukur pada Multimeter.
3.
Mengukur Kuat Arus DC
a.
Atur Selektor pada posisi DCA.
b.
Pilih skala batas ukur berdasarkan
perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA
maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
c.
Perhatikan dengan benar batas
maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh Multimeter karena jika melebihi batas
maka fuse (sekring) pada Multimeter akan putus dan Multimeter sementara tidak
bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
d.
Pemasangan probe Multimeter tidak
sama dengan saat pengukuran tegangan DC
dan AC, karena mengukur arus berarti
kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek
arusnya, lalu menjadikan Multimeter sebagai penghubung.
e.
Hubungkan probe Multimeter merah
pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari
beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
f.
Baca hasil ukur pada Multimeter.
4.
Mengukur Nilai Hambatan Sebuah Resistor Variabel (VR)
a.
Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
b.
Pilih skala batas ukur berdasarkan
nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
c.
Batas ukur ohmmeter biasanya
diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan
dengan angka pengali sesuai batas ukur.
d.
Hubungkan kedua probe Multimeter
pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
e.
Sambil membaca hasil ukur pada Multimeter,
putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum Multimeter
berubah sesuai dengan putaran VR.
5.
Mengecek Hubung-Singkat / Koneksi
a.
Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
b.
Pilih skala batas ukur X 1 (kali
satu).
c.
Hubungkan kedua probe Multimeter
pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek koneksinya.
d.
Baca hasil ukur pada Multimeter,
semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka semakin baik
konektivitasnya.
e.
Jika jarum Multimeter tidak
menunjuk kemungkinan kabel atau terminal
tersebut putus.
6.
Mengecek Transistor NPN
a.
Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
b.
Pilih skala batas ukur X 1K (kali
satu kilo = X 1000).
c.
Hubungkan probe Multimeter (-) pada basis dan probe (+)
pada kolektor .
d.
Jika Multimeter menunjuk ke angka
tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk
berarti transistor rusak putus B-C.
e.
Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe Multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
f.
Jika jarum Multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus B-C.
g.
Hubungkan probe Multimeter (-) pada basis dan probe (+)
pada emitor.
h.
Jika Multimeter menunjuk ke angka
tertentu (biasanya sekitar 5-20K)
berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
i.
Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe Multimeter (+) pada
basis dan probe (-) pada emitor.
j.
Jika jarum Multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus B-E.
k.
Hubungkan probe Multimeter (+) pada emitor dan probe
(-) pada kolektor.
l.
Jika jarum Multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus C-E.
Note:
pengecekan probe Multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak
diperlukan.
7.
Mengecek Transistor PNP
a.
Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
b.
Pilih skala batas ukur X 1K (kali
satu kilo = X 1000).
c.
Hubungkan probe Multimeter (+) pada basis dan probe (-)
pada kolektor.
d.
Jika Multimeter menunjuk ke angka
tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk
berarti transistor rusak putus B-C.
e.
Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe Multimeter (-) pada basis
dan probe (+) pada kolektor.
f.
Jika jarum Multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus B-C.
g.
Hubungkan probe Multimeter (+) pada basis dan probe (-)
pada emitor.
h.
Jika Multimeter menunjuk ke angka
tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk
berarti transistor rusak putus B-E.
i.
Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe Multimeter (-) pada
basis dan probe (+) pada emitor.
j.
Jika jarum Multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus B-E.
k.
Hubungkan probe Multimeter (-) pada emitor dan probe
(+) pada kolektor.
l.
Jika jarum Multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus C-E.
Note:
pengecekan probe Multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak
diperlukan.
8.
Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko)
a.
Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
b.
Pilih skala batas ukur X 1 untuk
nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X
100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.
c.
Hubungkan probe Multimeter (-) pada kaki (+) elko dan
probe (+) pada kaki (-) elko.
d.
Pastikan jarum Multimeter bergerak
kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko) lalu kembali ke posisi
semula.
e.
Jika jarum bergerak dan tidak kembali
maka dipastikan elko bocor.
f.
Jika jarum tidak bergerak maka
elko kering / tidak menghantar.
9.
Cara Menggunakan Amperemeter Pada Multimeter
a.
Pastikan terlebih dahulu arus
apakah yang akan diukur. AC atau DC
b.
Putar saklar pemilih pada posisi
mA atau A DC untuk mengukur arus DC dan mA atau A AC untuk mengukur arus AC
c.
Hitung terlebih dahulu berapa
nilai arus yang akan diukur. Jika tidak bisa dihitung tentukan nilai kira-kira
arus yang akan mengalir melewati rangkaian tersebut
d.
Letakkan saklar pemilih pada batas
ukur yang terbesar jika nilai arus yang akan diukur belum diketahui. Jika arus
yang akan diukur telah diketahui perkiraannya, letakkan saklar pemilih pada
batas ukur yang paling mendekati
e.
Untuk mengukur arus AC kabel
penghubung dapat dihubungkan dengan sumber arus dan rangkaian atau beban secara
bebas. Mengukur arus DC kabel penghubung harus sesuai. Kabel penghubung warna
merah dihubungkan ke kutub positif sumber arus, sedangkan warna hitam ke
rangkaian.
f.
Multimeter harus dipasang seri
terhadap rangkaian yang diukur
g.
Hubungkan kabel penghubung
terhadap rangkaian yang akan diukur
10. Pengukuran Resistansi Pada Multimeter
a.
Putar saklar pemilih pada posisi
Ohm. Selanjutnya putar saklar pemilih sekaligus mementukan batas ukur yang
dipakai. Untuk mengetes kabel misalnya gunakan batas ukur x1. Untuk mengukur
resistor yang tidak diketahui nilainya gunakan batas ukur yang paling besar.
Jika nantinya setelah diukur jarum penunjuk hanya bergerak sedikit ke kiri,
maka saklar putar dapat ke batas ukur yang lebih kecil lagi.
b.
Hubung singkatkan kabel hitam dan
merah pada Multimeter. Atur pengatur nol sehingga jarum penunjuk berada pada
tepat nol sebelah kanan skala
c.
Hubungkan kabel hitam dan merah
secara bebas ke komponen yang akan ditest. Lihat skala apakah jarum bergerak
atau tidak. Jika skala perlu dibaca untuk mengetahui resistansi maka bacalah
skalalnya.
11. Menguji Kondensator dengan Multimeter
Caranya adalah dengan langkah-langkah berikut di bawah ini:
a.
Mula-mula saklar Multimeter
diputar ke atas. Tanda panah ke atas tepatnya R x Ohm
b.
Kalibrasi sampai jarum Multimeter
menunjukkan angka nol tepat saat dua colok (+) dan colok (-) dihubungkan. Putar
adjusment untuk menyesuaikan.
c.
Hubungkan colok (-) dengan kaki
berkutub negatif kondensator, sedangkan colok (+) dengan kaki positif
kondensator. Lihat jarum. Apabila bergerrak dan tidak kembali berarti komponen
tersebut masih baik. Jika bergerak dan kembali tetapi tidak seperti posisi semula
berarti komponen rusak. Dan apabila jarum tidak bergerak sama sekali dipastikan
putus.
12. Menguji Dioda dengan Multimeter
Komponen ini memiliki sepasang kaki yang mana masing-masing berkutub
negatif dan positif. Oleh karena itu dalam menguji nanti hendaknya dilakukan
dengan benar dan cermat. Tujuan pengujian alat ini adalah untuk mengetahui
tingkat kerusakan akibat beberapa hal . Pada dioda yang pernah dipakai dalam
suatu rangkaian biasanya disebabkan besarnya tekanan arus sehingga tidak mampu ditahan
dan diubah menjadi DC.
Cara Pengujian:
a.
Saklar diputar pada posisi
Ohmmeter, 1x dan Kalibrasi.
b.
Hubungkan colok (-) dengan kaki
negatif (anoda) dan colok (+) dengan kaki positif (katoda).
c.
Kemudian pindahkan pencolok (-)
pada kaki anoda dan colok (+) pada kaki katoda. Bila jarum bergerak berarti
dioda tersebut rusak. Jika sebaliknya (tak bergerak) maka dioda dalam keadaan
baik.
13. Menguji Transformator
Transformator saat kita beli harus dan wajib untuk kita check apakah
masih baik dan berfungsi. Karena untuk trafo biasanya tidak diberi garansi
apabila rusak setelah dibeli. Hal ini dimungkinkan adanya pemutusan hubungan di
gulungan/lilitan sekunder atau primer.
Langkah-langkah:
a.
Putar Multimeter saklar pada
posisi Ohm 1x.Kalibrasi.
b.
Hubungkan colok (-) dengan salah
satu kaki di gulungan primer, colok (+) pada kaki yang lain di gulungan primer.
Bila jarum bergerak maka trafo dalam keadaan baik.
c.
Pada gulungan sekunder lakukan hal
yang sama. Apabila jarum Multimeter bergerak-gerak maka trafo dalam keadaan
baik. Selisih nilai sama dengan selisih tegangan yang tertera pada trafo.
d.
Letakkan colok (-) atau colok (+)
ke salah satu kaki di gulungan primer kemudian colok yang lain ke gulungan
sekunder. Apabila jarum tidak bergerak maka trafo dalam keadaan baik,
menandakan tidak adanya korsleting gulungan primer dengan sekunder dengan body
trafo. Lakukan hal sebaliknya.
e.
Langkah terakhir, letakkan colok
(-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan primer atau sekunder kemudian
colok yang lain ke plat pengikat gulungan yang berada di tengah. Apabila jarum
tidak bergerak maka trafo dalam keadaan baik, menandakan tidak adanya
korsleting gulungan dengan body trafo.
Demikian Artikel mengenai Penjelasan Lengkap Multimeter Analog dan Digital - Fungsi,
Cara Menggunakan, dan Cara Pengukuran dengan Multimeter, kita akhiri dengan
membaca Hamdallah : الحَمْدُ
لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil
’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert