MASIGNASUKAv102
6998101287389560820

Puasa Ramadhan (Pengertian, Hukum, Keutaman Puasa dan Keutaman Bulan Ramadhan)

Puasa Ramadhan (Pengertian, Hukum, Keutaman Puasa dan Keutaman Bulan Ramadhan)
Add Comments
2/21/2016

Puasa Ramadhan

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur Kehadirat Allah Swt, yang Telah Memberikan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya kepada Kita Semua sehingga Kita Masih Hidup Dapat di Dunia ini, dan Semoga Kita Semua Selalu Mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Swt, Aamiin ...

Shalawat serta Salam kepada Sang Revolusioner Dunia, Junjungan Alam, Nabi Besar Muhammad Saw, yang telah Membimbing Kita dari Zaman Kebodohan Menuju Zaman Penuh dengan Ilmu Pengetahuan Seperti saat ini.

Berikut ini adalah petunjuk singkat mengenai shaum yang meliputi: Pengertian Puasa, Hukum Puasa Ramadhan, Ancaman bagi Orang yang Membatalkan Puasa Ramadhan dengan Sengaja, Keutaman Puasa dan Keutamaan Bulan Ramadhan. Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang agung, sebagaimana sabda Nabi SAW,

"Islam itu didirikan di atas lima perkara; Bersaksi tiada sesembahan yang hak melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, puasa Ramadhan dan berhaji ke Baitullah." ( Muttafaq 'alaih)

1.       PENGERTIAN PUASA
Pengertian As-Shaum (puasa) menurut bahasa adalah menahan diri dari sesuatu. Sedangkan menurut istilah agama (syara’) adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan syarat-syarat tertentu.

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa”.(Al-Baqarah:183)

Hadits
عن أنس بن مالك قال:قال رسول الله e :"اِفْتَرَضَ اللهُ عَلَى أُمَّتِي الصَّوْمَ ثَلاَثِيْنَ يَوْماً وافْتَرَضَ عَلَى سَائِرِ الأُمَمِ أَقَلَّ وَأَكْثَرَ وَذلِكَ لأَنَّ آدَمَ لَمَّا أَكَلَ مِنَ الشَّجْرَةِ بَقِيَ فِيْ جَوْفِهِ مِقْدَارَ ثَلاَثِيْنَ يَوْماً فَلَمَّا تَابَ اللهُ عَلَيْهِ أَمَرَهُ بِصِيَامِ ثَلاَثِيْنَ يَوْماً بِلَيَالِيْهِنَّ ، وَافْتَرَضَ عليَّ وَعَلَى أُمَّتِيْ بِالنَّهَارِ وَمَا نَأْكُلُ بِاللَّيْلِ فَفَضْلُ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ". (حَدِيْثٌ ضَعِيْفٌ ) 

Dari Anas bin Malik berkata : Rosulullah Shollallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : Allah mewajibkan puasa atas umatku selama tiga puluh hari dan meewajibkan atas umat-umat yang lain lebih sedikit atau lebih banyak. Hal tersebut disebabkan karena ketika Adam memakan bagian dari pohon (syajroh) di dalam perutnya selama tiga puluh hari. Maka ketika Allah menerima taubatnya Allah memerintahkannya utk berpuasa selama tiga puluhhari termasuk pada malam harinya. Dan diwajibkan atasku dan umatku (utk berpuasa) pada siangnya saja dan kita makan dimalam harinya sebagai keutamaan dari Allah Azza wa Jalla.
Derajat Hadits : Dho’if (lemah)
-       Di keluarkan oleh Al Khothib dalam “Tarikh Baghdad” no: 6991
Ibnu Al Jauzy daam “Al Maudhu’at” no. 101

2.       HUKUM PUASA RAMADHAN

Puasa pada bulan ramadhan merupakan salah satu rukun islam  yang ke empat, Allah Ta’ala berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, di wajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” dan “ maka barang siapa diantara kamu melihat bulan itu (ramadhan), hendaklah ia berpuasa….”(QS.Al-Baqarah 183 dan 187).
Dari Abu Abdir Rahman Abdullah Ibnu Umar ibnul Khatab-Radhiallahu,Anhu berkata” Aku telah mendengar Rasulallah SAW bersabda :”Islam di bangun atas lima perkara: bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, menunaikan ibadah haji dan puasa pada bulan ramadhan. (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat muslim: “Puasa pada bulan ramadhan dan menunaikan haji”. Kaum muslimin telah berjima (bersepakat) bahwa puasa pada bulan ramadhan adalah wajib dan barang siapa mengingkarinya maka ia kafir.
Puasa Ramadhan ini di wajibkan pada tahun ke-dua Hijriyah, maka Rasulallah SAW sempat berpuasa selama sembilan kali ramadhan. Setiap orang islam yang telah baligh lagi berakal maka wajib baginya berpuasa pada bulan ramadhan.

3.     ANCAMAN BAGI ORANG YANG MEMBATALKAN PUASA RAMADHAN DENGAN SENGAJA

Dari Abu Umamah Al-Bahily-Radhiallhu’Anhu berkata: Aku pernah mendengar Rasulallah SAW bersabda: “Ketika aku sedang tidur, datanglah dua orang pria lalu memegang dua lenganku membawaku kesuatu gunung yang kasar (tidak rata), keduanya berkata: “Naiklah” Aku jawab:”Aku tidak mampu”. Keduanya berkata: “kami akan memudahkannya untukmu”. Lalu akupun naik hingga ketika aku sampai kepuncak gunung, ketika itulah aku mendengar suara yang keras. Aku pun bertanya: “suara  apakah ini? Mereka menjawab: ini adalah teriakan penghuni neraka, kemudian keduanya membawaku, maka ketika aku melihat orang-orang yang di gantung dengan kaki di atas, mulut mereka rusak/robek, darah mengalir dari mulut mereka. Aku bertanya: siapakah mereka?” Dia menjawab: “mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum halal puasa mereka (sebelum tiba waktu berbuka ).” Nabi Muhammad SAW bersabda: “artinya : Barang siapa berbuka satu hari saja pada bulan ramadhan dengan sengaja, tidak akan bisa di ganti walau dengan puasa sepanjang zaman kalau dia lakukan (H.R. Bukhori).

4.       KEUTAMAAN PUASA

          Puasa merupakan ibadah yang pertanggungjawabannya langsung kepada Allah SWT. Puasa memiliki beberapa keutamaan:
a.    Puasa mempunyai kedudukan khusus di sisi Allah
Nabi Muhammad SAW bersabda:
setiap amal yang di lakukan anak adam adalah untuk-Nya, dan satu kebaikan di balas sepuluh kali lipatnya, bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman: kecuali puasa sesungguhnya puasa adalah untukKU dan aku yang langsung akan membalasnya. (Dalam puasa anak Adam) meninggalkan syahwat, makan, minum karenaKu.  “Orang yang berpuasa mendapatkan dua kebaikan yaitu kesenangan ketika berbuka dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada aroma kasturi”. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Nabi SAW juga bersabda: Dari Sahl bin Sa’d RA bahwa nabi bersabda: “ Sesungguhnya di syurga ada satu pintu yang di sebut Ar-Royyan  itu adalah pintu  yang hari kiamat nanti di khususkan bagi orang-orang yang berpuasa. Tidak ada satupun orang yang masuk dari pintu itu. Ketika itu berumandang syeruan :” Mana orang-orang yang berpuasa?” maka mereka pun bangkit (untuk masuk dari pintu itu). Tidak ada satu orang pun yang menyertai mereka. Apabila mereka sudah masuk pintu itu di tutup jika tak ada satupun yang masuk dari pintu itu”. (HR. Bukhari dan Muslim)

b.   Orang yang berpuasa mendapatkan ampunan:
     Nabi SAW bersabda: “ Barang siapa melakukan puasa ramadhan semata-mata keimanan dan mencari ganjaran, niscacya di ampunkan dosa-dosanya yang telah lalu (HR. Bukhari dan Muslim) Ia juga bersabda “Shalat lima waktu, ibadah Jum’at hingga Jum’at berikutnya, ibadah ramadhan hingga ramadhan berikutnya adalah penghapus dosa-dosa yang terjadi di antara waktu-waktu itu, asalkan dosa-dosa besar di hindari (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari hadits di atas jelas bahwa puasa ramadhan dapat menghapus dosa-dosa kecil dengan syarat dosa-dosa besar di tinggalkan misalnya: zina, mencuri, minum arak, mencaci kedua orang tua, memutuskan hubungan kekeluargaan, transaksi dengan riba, mengambil risywah ( uang suap), bersaksi palsu, memutuskan perkara dengan selain hukum Allah.

c.    Puasa adalah perisai
Nabi Muhammad SAW bersabda: “ Puasa adalah perisai (yang melindungi pelakunya dari keburukan)”.

5.       KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

Ramadhan adalah bulan kebaikan dan barokah, Allah memberkahinya dengan banyak keutamaan sebagaimana dalam penjelasan berikut ini.

a.    Bulan Al-Qur'an
Allah menurunkan kitab-Nya yang mulia sebagai petunjuk bagi manusia, obat bagi kaum mukminin, membimbing kepada yang lebih lurus, menjelaskan jalan petunjuk. (Al-Qur'an) diturunkan pada malam Lailatul Qadar, suatu malam di bulan Ramadhan. Allah berfirman.

"Artinya : (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur" [Al-Baqarah : 185]

Ketahuilah saudaraku -mudah-mudahan Allah meberkatimu- sesungguhnya sifat bulan Ramadhan adalah sebagai bulan yang diturunkan padanya Al-Qur'an, dan kalimat sesudahnya dengan huruf (fa) yang menyatakan illat dan sebab : "Barangsiapa yang melihatnya hendaklah berpuasa" Memberikan isyarat illat (penjelas sebab) yakni sebab dipilihnya Ramadhan adalah karena bulan tersebut adalah bulan yang diturunkan padanya Al-Qur'an.

b.   Dibelengunya Syaithan, Ditutupnya Pintu-Pintu Neraka dan Dibukanya Pintu-Pintu Surga
Pada bulan ini kejelekan menjadi sedikit, karena dibelenggu dan diikatnya jin-jin jahat dengan salasil (rantai), belenggu dan ashfad. Mereka tidak bisa bebas merusak manusia sebagaimana bebasnya di bulan yang lain, karena kaum muslimin sibuk dengan puasa hingga hancurlah syahwat, dan juga karena bacaan Al-Qur'an serta seluruh ibadah yang mengatur dan mebersihkan jiwa. Allah berfirman.

"Artinya : Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa"  [Al-Baqarah : 183]

Maka dari itu ditutupnya pintu-pintu jahannam dan dibukanya pintu-pintu surga, (disebabkan) karena (pada bulan itu) amal-amal shaleh banyak dilakukan dan ucapan-ucapan yang baik berlimpah ruah (yakni ucapan-ucapan yang mengandung kebaikan banyak dilafadzkan oleh kaum mukminin-ed).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Jika datang bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga [dalam riwayat Muslim : 'Dibukalah pintu-pintu rahmat"] dan ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu syetan"  [Hadits Riwayat Bukhari 4/97 dan Muslim 1079]

Semuanya itu sempurna di awal bulan Ramadhan yang diberkahi, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Jika telah datang awal malam bulan Ramadhan, diikatlah para syetan dan jin-jin yang jahat, ditutup pintu-pintu neraka, tidak ada satu pintu-pintu yang dibuka dan dibukalah pintu-pintu surga, tidak ada satu pintu-pun yang tertutup, berseru seorang penyeru ; "Wahai orang yang ingin kebaikan lakukanlah, wahai orang yang ingin kejelekan kurangilah. Dan bagi Allah mempunyai orang-orang yang dibebaskan dari neraka, itu terjadi pada setiap malam" [Diriwayatkan oleh Tirmidzi 682 dan Ibnu Khuzaimah 3/188 dari jalan Abi Bakar bin Ayyasy dari Al-A'masy dari Abu Hurairah. Dan sanad hadits ini Hasan]

c.    Malam Lailatul Qadar
Engkau telah mengetahui, wahai hamba yang mukmin bahwa Allah Jalla Jallaluhu memilih bulan Ramadhan karena diturunkan padanya Al-Qur'an, dan mungkin untuk mengetahui hal ini dibantu qiyas dengan berbagai cara, diantaranya.
·      Hari yang paling mulia di sisi Allah adalah pada bulan diturunkannya Al-Qur'an hingga harus dikhususkan dengan berbagai macam amalan. Hal ini akan dijelaskan secara terperinci dalam pembahasan malam Lailatul Qadar, Insya Allah.
·      Sesungguhnya jika satu nikmat dicapai oleh kaum muslimin, mengharuskan adanya tambahan amal sebagai wujud dari rasa syukur kepada Allah. Hal ini berdasarkan firman Allah setelah menceritakan sempurnanya nikmat bulan Ramadhan.

"Artinya : Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur" [Al-Baqarah : 185]

Firman Allah Tabaraka wa Ta'ala setelah selesai (menyebutkan) nikmat haji.

"Artinya : Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah (dengan menyebut) Allah. Sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikir lebih banyak dari itu" [Al-Baqarah : 200]