اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur Kehadirat Allah Swt, yang Telah Memberikan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya kepada Kita Semua sehingga Kita Masih Hidup Dapat di Dunia ini, dan Semoga Kita Semua Selalu Mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Swt, Aamiin ...
Shalawat serta Salam kepada Sang Revolusioner Dunia, Junjungan Alam, Nabi Besar Muhammad Saw, yang telah Membimbing Kita dari Zaman Kebodohan Menuju Zaman Penuh dengan Ilmu Pengetahuan Seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan menjelaskan tentang Surah Al A’Raaf secara Lengkap dan Hubungannya dengan Surah setelahnya yaitu Surah Al Anfaal. Langsung saja berikut penjelasan lengkapnya.
Surah Al A'Raaf yang berjumlah 206 Ayat termasuk Golongan Surah Makkiyah, diturunkan sebelum Turunnya Surah Al An'aam dan termasuk Golongan Surah Assab 'uththiwaal (Tujuh Surah yang Panjang). Surah Al A'Raaf merupakan Surah Ketujuh didalam Al-Qur’an Setelah Surah Al An'aam. Dinamakan Al A'Raaf Karena Perkataan Al A'Raaf terdapat dalam ayat 46 yang Mengemukakan tentang Keadaan Orang-orang yang berada di atas Al A'Raaf yaitu: Tempat yang Tertinggi di batas Surga dan Neraka.
Pokok-pokok Isinya, ialah:
1. Keimanan:
Mentauhidkan Allah Swt, dalam Berdoa dan Beribadah, Hanya Allah Swt, sendiri yang Mengatur dan Menjaga Alam, Menciptakan Undang-undang dan Hukum-hukum untuk Mengatur Kehidupan Manusia di Dunia dan di Akhirat, Allah Swt, Bersemayam di 'Arasy, Bantahan terhadap Kepalsuan Syirik, Ketauhidan adalah sesuai dengan Fitrah Manusia, Musa Berbicara dengan Allah Swt, tentang Melihat Allah Swt, Perintah Beribadah Sambil Merendahkan diri kepada Allah Swt, serta Allah Swt, Mempunyai Al asmaaul husnaa.
Mentauhidkan Allah Swt, dalam Berdoa dan Beribadah, Hanya Allah Swt, sendiri yang Mengatur dan Menjaga Alam, Menciptakan Undang-undang dan Hukum-hukum untuk Mengatur Kehidupan Manusia di Dunia dan di Akhirat, Allah Swt, Bersemayam di 'Arasy, Bantahan terhadap Kepalsuan Syirik, Ketauhidan adalah sesuai dengan Fitrah Manusia, Musa Berbicara dengan Allah Swt, tentang Melihat Allah Swt, Perintah Beribadah Sambil Merendahkan diri kepada Allah Swt, serta Allah Swt, Mempunyai Al asmaaul husnaa.
2. Hukum-hukum:
Larangan Mengikuti Perbuatan dan Adat Istiadat yang Buruk, Kewajiban Mengikuti Allah Swt, dan Rasul, Perintah Berhias waktu akan Sholat, Bantahan terhadap Orang yang Mengharamkan Perhiasan yang dianugerahkan Allah Swt, Perintah Memakan Makanan yang Halal lagi baik dan Larangan Memakan yang Sebaliknya.
Larangan Mengikuti Perbuatan dan Adat Istiadat yang Buruk, Kewajiban Mengikuti Allah Swt, dan Rasul, Perintah Berhias waktu akan Sholat, Bantahan terhadap Orang yang Mengharamkan Perhiasan yang dianugerahkan Allah Swt, Perintah Memakan Makanan yang Halal lagi baik dan Larangan Memakan yang Sebaliknya.
3. Kisah-kisah:
Kisah Nabi Adam a.s. dengan Iblis, Kisah Nabi Nuh a.s. dan Kaumnya, Kisah Nabi Shaleh a.s. dengan Kaumnya, Kisah Nabi Syu'aib a.s. dengan Kaumnya, Kisah Nabi Musa a.s. dengan Fir'aun.
Kisah Nabi Adam a.s. dengan Iblis, Kisah Nabi Nuh a.s. dan Kaumnya, Kisah Nabi Shaleh a.s. dengan Kaumnya, Kisah Nabi Syu'aib a.s. dengan Kaumnya, Kisah Nabi Musa a.s. dengan Fir'aun.
4. Dan lain-lain:
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi yang Penghabisan dan Perintah Mengikutinya, Nabi Muhammad Saw, diutus untuk Seluruh Manusia, Adab Orang Mukmin, Adab Mendengar Pembacaan Al-Qur’andan Berzikir; Rasul Bertanggung Jawab Menyampaikan Seruan Allah Swt, Balasan terhadap Orang-orang yang Mengikuti dan Mengingkari Rasul, Da'wah Rasul-rasul yang Pertama Sekali ialah Mentauhidkan Allah Swt, tentang Ashhaabul A'raaf yang Berada antara Syurga dan Neraka, Allah Swt, Pencipta Makhluk, Manusia adalah Makhluk yang terbaik dijadikan Allah Swt, serta Mempunyai Kesediaan untuk Baik dan untuk Buruk, Permusuhan Syaitan terhadap Bani Adam, Manusia Khalifah Allah Swt, di Muka Bumi, Kehancuran sesuatu Kaum adalah Karena Perbuatan Mereka Sendiri, Tiap-tiap Bangsa Mempunyai Masa Jaya dan Masa Kehancuran, Allah Swt, Mencoba Manusia dengan Kekayaan dan Kemiskinan, Istidraj Azab Allah Swt, terhadap Orang-orang yang Mendustakan Ayat-ayatnya.
Surah Al A'Raaf dimulai dengan pengutaraan tentang Kewajiban Manusia mengikuti Rasul serta Akibat-akibat Mengingkarinya. Selanjutnya diterangkan tentang Perselisihan antara Nabi Adam a.s. dan Iblis di Syurga yang juga Merupakan Permulaan Perselisihan antara Golongan yang taat kepada Perintah Allah Swt, dan Golongan yang Mengingkari sebagaimana yang terjadi pada Nabi-nabi dahulu dengan Umat-umatnya. Kemudian Surah ini ditutup dengan Adab-adab Orang Mukmin, Adab-adab Mendengarkan Ayat-ayat Allah Swt, dan Bagaimana cara Berdoa dan Berzikir kepada-Nya.
Hubungan Antara Surah Al A'Raaf Dengan Surah Al Anfaal
1. Akhir Surah Al A'Raaf Mengemukakan Keadaan Beberapa Orang Rasul sebelum Nabi Muhammad Saw, dalam Menghadapi Kaumnya, sedang Permulaan Surah Al Anfaal Menerangkan Keadaan Nabi Muhammad Saw, dalam Menghadapi Umatnya.
2. Permusuhan antara Adam a.s. dan Iblis di Syurga kemudian dilanjutkan dengan Permusuhan antara Manusia yang Menerima Petunjuk Allah Swt, dengan yang Mengingkarinya, Hal ini diterangkan dalam Surah Al A'Raaf. Hal yang serupa diterangkan Lebih Jelas dalam Surah Al Anfaal Sebagaimana Pertentangan Kedua Golongan itu, serta Tingkah Laku Mereka dalam Peperangan Badar.
Surah Al A'Raaf termasuk Surah yang Banyak Persesuaiannya dengan Surah-surah Al-Qur’anyang lain: seperti dengan Surah Al Baqarah, Surah Ali 'Imran, Surah At Taubah, Surah Yunus dan Sebagainya.
comment 0 Post a Comment
more_vert