Penjelasan Lengkap Surah An Naazi’aat dan Hubungannya dengan Surah 'Abasa

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)

Puji Syukur Kehadirat Allah Swt, yang Telah Memberikan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya kepada Kita Semua sehingga Kita Masih Hidup Dapat di Dunia ini, dan Semoga Kita Semua Selalu Mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Swt, Aamiin ...

Shalawat serta Salam kepada Sang Revolusioner Dunia, Junjungan Alam, Nabi Besar Muhammad Saw, yang telah Membimbing Kita dari Zaman Kebodohan Menuju Zaman Penuh dengan Ilmu Pengetahuan Seperti saat ini.

Pada Artikel ini kami akan menjelaskan tentang Surah An Naazi’aat secara Lengkap dan Hubungannya dengan Surah Setelahnya yaitu Surah ‘Abasa. Langsung saja berikut Penjelasan Lengkapnya.

Surah An Naazi´aat terdiri atas 46 ayat, termasuk Golongan Surah-surah Makkiyah, diturunkan sesudah Surah An Naba´. Surah An Naazi´aat Merupakan Surah Ke-79 didalam Al-Qur’an Setelah Surah An Naba´. Dinamai An Naazi´aat diambil dari Perkataan An Naazi´aat yang terdapat pada Ayat Pertama Surah ini. Dinamai pula As Saahirah yang diambil dari Ayat ke-14, dinamai juga Ath Thaammah diambil dari Ayat ke-34.

Pokok-pokok Isinya, ialah:

1. Keimanan:
Penegasan Allah Swt, tentang adanya Hari Kiamat dan Sikap Orang-orang Musyrik terhadapnya, Manusia dibagi 2 Golongan di Akhirat, manusia tidak dapat mengetahui kapan terjadinya saat Kiamat.

2. Kisah-kisah:

Kisah Nabi Musa a.s. dengan Fir´aun.

Surah An Naazi´aat mengutarakan Sumpah Allah Swt, dengan Menyebut Malaikat yang Bermacam-macam Tugasnya, Bahwa Hari Kiamat pasti terjadi, dan Membangkitkan manusia itu adalah mudah bagi Allah Swt, serta mengancam Orang-orang Musyrik yang mengingkari Kebangkitan dengan Siksaan yang telah dialami Fir´aun dan Pengikut-pengikutnya. Selanjutnya Surah ini menerangkan keadaan Orang-orang Musyrik pada Hari Kiamat dan bagaimana Kedahsyatan Hari Kiamat itu.

Hubungan Surah An Naazi´Aat Dengan Surah ´Abasa

Pada akhir Surah An Naazi´aat ditaerangkan bahwa Nabi Muhammad Saw, hanyalah Pemberi Peringatan kepada orang-orang yang takut dengan Hari Kiamat, sedangkan pada Permulaan Surah ´Abasa dibayangkan bahwa dalam memberikan Peringatan itu hendaklah memberikan penghargaan yang sama kepada Orang-orang yang diberi Peringatan dengan tidak memandang kedudukan seseorang dalam Masyarakat.